BKL Mugi Waras dicanangkan sebagai "CoE"

id Kb

BKL Mugi Waras dicanangkan sebagai "CoE"

Ilustrasi program KB (foto dokterbagus.com)

Sleman (Antaranews Jogja) - Kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) Mugi Waras, Blendong, Sumbersari Moyudan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dicanangkan sebagai "Center of Excellence" (CoE) oleh BKKBN Pusat.

Pencanangan tersebut dilakukan secara simbolik oleh Pelaksana tugas Kepala BKKBN Pusat Sigit Priohutomo didampingi Bupati Sleman Sri Purnomo di Kantor Sekretariat Kelompok BKL Mugi Waras, Senin.

Kepala Dinas Pemberdayaan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Sleman Mafilindati Nuraini mengatakan pencanangan Kelompok BKL Mugi Waras sebagai CoE merupakan pencanangan pertama yang dilakukan BKKBN Pusat di DIY.

"Ini pencanangan BKL pertama kali sebagai CoE di DIY, yaitu BKL Mugi Waras yang berada di Kabupaten Sleman. BKL Mugi Waras akan menjadi rujukan bagi program-program kegiatan pendampingan lansia di wilayah lain," katanya.

Ia mengatakan, sejumlah kegiatan BKL Mugi Waras yang dinilai mampu menjadi rujukan di wilayah lain yaitu dalam dimensi fisik terdapat senam lansia, dari segi spiritual terdapat program seperti pengajian rutin, kemudian dari segi ekonomi terdapat usaha-usaha atau industri rumahan.

"Sedangkan yang berkaitan dengan intelektual terdapat perpustakaan. Adapun yang bersifat sosial terdapat `home care` atau `day care`. Dalam beberapa program tersebut melibatkan lansia-lansia yang tergabung dalam BKL Mugi Waras dengan tujuan agar lansia tetap sehat, semangat serta mampu tetap produktif," katanya.

Bupati Sleman Sri Purnomo berharap pembentukan CoE ini dapat menumbuhkan semangat sekaligus meningkatkan kualitas pengelolaan kelompok kegiatan.

"Peran aktif lanjut usia dalam mengisi dan mendukung pembangunan masih sangat dibutuhkan. Mengingat lansia merupakan kelompok yang memiliki pengalaman hidup lebih matang untuk menjadi suri tauladan bagi generasi muda dalam menghadapi tantangan di era globalisasi yang semakin berat," katanya.

Sri Purnomo mengatakan bahwa saat ini, jumlah usia lanjut di Sleman mencapai 102.789 jiwa atau 9,8 persen dari jumlah penduduk. Sementara itu usia harapan hidup, yang juga merupakan salah satu tolok ukur Indek Pembangunan Manusia di Sleman, saat ini mencapai rata-rata 74,56 tahun. Usia harapan hidup ini merupakan UHH yang tertinggi di Indonesia, karena UHH Nasional hanya 70,68 tahun.

"Pembinaan peningkatan kesejahteraan lansia dilakukan secara terpadu dari sektor maupun lintas program. Di bidang kesehatan Pemkab Sleman memberikan pemeliharaan kesehatan di 25 Puskesmas Santun Lansia, serta penyelenggaraan gebyar lansia," katanya.

Sri Purnomo mengatakan, peningkatan peran serta aktif masyarakat dan partisipasi lansia dilakukan melalui pelatihan keterpaduan Bina Keluarga Lansia (BKL).

"Pada 2017, BKL di Kabupaten Sleman mencapai. 175 BKL," katanya.

(V001).

 
Pewarta :
Editor: Luqman Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2024