Luas tanam bawang merah Kulon Progo berkurang

id bawang merah

Luas tanam bawang merah Kulon Progo berkurang

Ilustrasi lahan tanam bawang merah (Foto Antara)

Kulon Progo (Antaranews Jogja) - Luas tanam bawang merah di Desa Srikayangan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, berkurang menjadi sekitar 100 hektare karena petani kesulitan air akibat penutupan saluran irigasi Kalibawang sejak 15 April.

Petani bawang merah Desa Srikayangan Murjono di Kulon Progo, Kamis, mengatakan luas bulak Srikayangan 400 hektare, yang ditanami bawang merah biasanya 200 hektare hingga 250 hektare pada musim tanam ketiga Agustus hingga Oktober.

"Pada tahun ini, jumlah petani yang menanam bawang merah pada Agustus ini menurun hingga 50 persen karena tidak ada air. Luas tanam bawang merah pada musim ini hanya sekitar 100 hektare atau turun lebih dari 50 persen. Petani yang tanam yang memiliki sumur bur," kata Murjono.

Ia mengatakan awal Agustus biasanya petani melakukan penanaman bawang merah secara serentak. Tahun ini, sebagian besar petani tidak menanam bawang merah. Sejak April, air sudah tidak mengalir di saluran irigasi yang ada di wilayah itu.

Hal ini disebabkan ada perbaikan Tawang Bowong disaluran irigasi Kalibawang. Informasinya, mulai 1 Agustus kemarin air saluran irigasi sudah dialirkan, namun debitnya masih kecil di bawah 5 meter kubik per detik. Sehingga petani pesimistis air sampai Srikayangan dalam waktu dekat.

Petani hanya dapat menanam bawang merah hingga akhir Agustus, kalau pada September dan Oktober tidak bisa dilalukan karena memasuki musim ulat. Siklus ulat biasanya terjadi pada September-Oktober, sehingga sangat riskan bagi petani untuk menanam bawang merah.

"Kami berharap BBWSSO menaikan debit air yang dialirkan, supaya air saluran irigasi Kalibawang bisa mengairi sawah petani Srikayangan pada pertengahan Agustus dan bisa menanam bawang," katanya.

Murjono mengatakan saat ini, petani sudah menyiapkan benih hingga pupuk yang dibutuhkan untuk menanam bawang merah. Bahkan, petani sudah menyiapkan lahan, dengan harapan air mengalir sewaktu-waktu langsung bisa tanam bawang merah.

"Kami berharap debit air yang dialirkan ke petani ditambah. Jangan sampai kami gagal tanam bawang merah, setelah dua kali gagal panen padi karena tidak ada air," katanya.

Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Eko Purwanto mengatakan pihaknya sudah mendapat informasi bahwa petani Srikayangan tidak bisa menanam bawang merah karena tidak ada air.

 "Petani bawang merah di Desa Srikayangan tidak bisa melakukan penanam serentak karena tidak ada air," katanya.