Gunung Kidul belum tetapkan tanggap darurat kekeringan

id Kekeringan

Gunung Kidul belum tetapkan tanggap darurat kekeringan

Ilustrasi (Foto Antara)

       Gunung Kidul (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta,  belum menetapkan status tanggap darurat kekeringan meski dampaknya sudah mencapai lebih dari 100 ribu jiwa.
      Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunung Kidul Edy Basuki di Gunung Kidul, Minggu, mengatakan jumlah warga terdampak kekeringan bertambah dari yang sebelumnya di angka 96.523.
      "Wilayah kekeringan masih mencakup di 11 kecamatan tersebar 54 desa. Warga yang terkena dampak bertambah, tapi kami belum menetapkan status tanggap darurat kekeringan meski jumlahnya lebih dari 100 ribu jiwa," katanya.
      Dia mengatakan pihaknya belum menetapkan status tanggap darurat. Seperti yang telah dilakukan di Kabupaten Kulon Progo yang wilayahnya mencakup delapan kecamatan mengalami kekeringan. Hal ini dikarenakan anggaran distribusi masih cukup.
       "Kami belum menetapkan status tanggap darurat kekeringan. Karena dari segi anggaran dropping air bersih masih banyak, kita baru menghabiskan sekitar Rp250 juta , dari total anggaran Rp600-an juta," katanya.
      Edy mengatakan dropping air dilakukan dengan memakai enam unit armada tangki. Per harinya distribusi ditargetkan mampu menyalurkan 24 tangki yang masing-masing bermuatan 4.000 hingga 5.000 liter air bersih.
       "Dropping air bersih kami utamakan di kecamatan yang belum memiliki armada tangki dan daerah paling membutuhkan air bersih," katanya.
      Camat Nglipar Witanto mengatakan di wiliayahnya ada beberapa dusun yang mengalami kekeringan, diantaranya yang berada di desa Katongan, Kedungpoh, dan Pengkol.
      "Upayanya melalui APBDees membuat sumur bor, dan juga mengajukan proposal ke propinsi untuk membuat sumur bor," katanya.