Bantul (Antaranews Jogja) - Para penyuluh petani di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dikenalkan dan diajak memanfaatkan aplikasi digital 'Petani Go Online' oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk memperluas akses pasar dan menaikkan pendapatan petani.
"Ini kegiatan kami bersama dengan Kepala Dinas Pertanian, ini program ekonomi kerakyatan yang dicanangkan Presiden Joko Widodo untuk menggerakkan Indonesia dari sektor pertanian," kata Direktur Pemberdayaan Industri Informatika Kementerian Kominfo Septriana Tangkary di sela sosialisasi Petani Go Online dan Agromap di Bantul, Selasa.
Pelatihan pemanfaatan aplikasi Petani Go Online tersebut dihadiri para penyuluh pertanian se-Bantul yang tersebar di 17 kecamatan agar memberikan pemahaman dan pendampingan kepada petani di daerah masing-masing untuk menggunakan aplikasi digital itu.
"Harapannya dengan pelatihan Petani Go Online ini memutus mata rantai khususnya tengkulak dan memberikan aplikasi dan pendampingan kepada seluruh petani untuk menggunakan TIK (teknologi informasi dan komunikasi) secara baik dan benar," katanya.
Menurut dia, salah satu tujuan utama dari aplikasi 'petani go online ini' adalah untuk memotong mata rantai tengkulak, sebab aplikasi yang dapat diunduh secara gratis dan mendaftar dengan menyantumkan nomor kartu tani tersebut dapat menghubungkan langsung antara petani dengan pembeli.
"Dengan menggunakan aplikasi ini, petani dapat menikmati keuntungan penjualan yang lebih besar. Otomatis, hal ini juga akan menggerakkan ekonomi petani sehingga dapat mendongkrak angka produk domestik bruto," katanya.
Ia mengatakan, untuk agromap, aplikasi ini dihadirkan sebagai sarana mempermudah petani dalam melakukan pemetaan potensi lahan yang ada, kemudian perkiraan bibit dan pupuk yang dibutuhkan serta pemetaan waktu untuk penanaman hingga masa panen.
Selain itu, kata dia, aplikasi ini juga dapat memberikan masukan kepada petani terkait tanaman yang dapat ditanam pada masa-masa tertentu, sehingga dapat dipastikan bahwa tanaman yang dikembangkan adalah tanaman yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
"Untuk memudahkan dalam penerapan dari aplikasi ini, kami melibatkan penyuluh petani dan kelompok tani. Total ada sekitar 40 ribu petani di Bantul yang akan mendapat pendampingan dari para penyuluh," katanya.
Menurut dia, daerah lain yang mendapat sosialisasi aplikasi digital ini yaitu Purworejo Jawa Tengah, sekaligus menjadi salah satu daerah proyek percontohan atas program ini, bahkan dalam waktu dekat program ini akan digulirkan di sebanyak 21 titik di Jawa Tengah.
(T.KR-HRI/B/N. Yuliastuti)
Berita Lainnya
Akibat banjir, ribuan hektare sawah di Jateng gagal panen
Rabu, 20 Maret 2024 7:48 Wib
Dapat ganti rugi, tanaman padi petani Jepara, Jateng, akibat banjir
Senin, 18 Maret 2024 18:00 Wib
Petani Demak, Jateng, korban banjir peroleh asuransi
Kamis, 14 Maret 2024 10:04 Wib
PeaceSantren suarakan pesan damai via musik
Rabu, 13 Maret 2024 19:02 Wib
Produksi gabah di Kulon Progo Maret-April 24.412 ton
Selasa, 12 Maret 2024 18:46 Wib
Panen raya 560 ribu ton gabah kering di Demak, Jateng
Minggu, 10 Maret 2024 19:09 Wib
Siklus panen beri harapan harga beras stabil, beber Wapres
Jumat, 8 Maret 2024 7:59 Wib
Pemkab: Stok beras di Bantul terus bertambah jelang Ramadhan
Kamis, 7 Maret 2024 17:25 Wib