Dispar belum promosikan wisata pantai pascagelombang pasang

id dinas pariwisata

Dispar belum promosikan wisata pantai pascagelombang  pasang

Dinas Pariwisata Kabupaten Gunung Kidul (Foto Antara)

      Gunung Kidul (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, belum akan melakukan mempromosikan wisata pantai dalam waktu dekat karena Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika bahwa masih akan terjadi gelombang pasang beberapa waktu ke depan.
     Kepala Bidang Pemasaran dan Bina Usaha Dinas Pariwisata Gunung Kidul Yuni Hartini di Gunung Kidul, Selasa, mengatakan gelombang pasang yang terjadi pada 25 Juli membuat jumlah kunjungan wisata di Gunung Kidul turun drastis, dan sampai saat ini belum pulih.
      "Kami belum akan melakukan promosi, karena diperkirakan masih ada gelombang pasang di wilayah perairan selatan," kata Yuni.
     Ia mengatakan Dispar sedang menggencarkan promosi wisata non-pantai yang juga sangat menarik dikunjungi wisatawan. Objek wisata yang juga bisa dikunjungi mulai Gunung Api Purba Nglanggeran, Sri Getuk, Kalisuci, Gua Cakra, dan berbagai objek wisata yang dikelola masyarakat.
     "Kami ingin menegaskan bahwa objek wisata di luar wisata pantai juga menarik dikunjungi dan bagus untuk berwisata," katanya.
     Yuni mengaku pihaknya tidak bisa memberikan potongan tiket masuk guna mendongkrak kunjungan wisata di Gunung Kidul, khususnya wisata pantai. Dispar hanya dapat memberikan diskon tiket masuk sebesar 20 persen dari tarif retribusi Rp10.000 per orang.
     "Kami tidak bisa memberikan potongan besaran retribusi lebih dari 20 persen. Hal ini sudah diatur dengan peraturan daerah, sehingga kami tidak bisa berbuat banyak untuk mendongkrak kunjungan wisatawan," katanya.
     Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Gunung Kidul Asti Wijayanti mengatakan jumlah kunjungan wisatawan pascagelombang tinggi di Gunung Kidul hingga saat ini belum pulih. Berdasarkan hasil laporan, banyak biro perjalanan yang membatalkan kunjungan wisata ke Gunung Kidul.
      Ia mengatakan pada hari biasa, saat libur akhir pekan, jumlah wisatasan yang berkunjung berkisar 9.000 orang, tapi pascagelombang pasang jumlah pengunjung kurang dari 3.000 orang.
      "Hal ini disebabkan informasi dari media sosial yang menampilkan kerusakan saat terjadi gelombang pasang, sehingga banyak biro perjalanan dan wisatawan membatalkan kunjungan ke Gunung Kidul," katanya.