MIKTA gelar pertemuan bahas pariwisata berkelanjutan

id Pentingsari

MIKTA gelar pertemuan bahas  pariwisata berkelanjutan

Desa Wisata Pentingsari, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman. (Foto wordpress.com)


Sleman  (Antaranews Jogja) - Platform konsultasi lintas regional dari negara-negara Meksko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia atau MIKTA menggelar pertemuan membahas pengembangan pariwisata berkelanjutan di Yogyakarta 8 dan 9 Agustus 2018.
     
"Pertemuan MIKTA yang membaas 'Membangun Jaringan MIKTA Mengenai Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan' diselenggarakan di Yogyakarta 8 dan 9 Agustus 2018, yang diikuti dengan kunjungan ke Desa Ekowisata Pentingsari pada 9 Agustus 2018," kata Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Pariwisata Berkelanjutan Valerina Daniel di Sleman, Yogyakarta, Rabu.
     
Menurut dia, Desa Wisata Pentingsari merupakan salah satu Desa yang penerima penghargaan ISTA (Indonesia Sustainable Tourism Awards), penghargaan yang diadakan oleh pemerintah Indonesia untuk destinasi-destinasi pariwisata yang sudah menerapkan pariwisata berkelanjutan, pada tahun 2017 di bidang Ekonomi.
   
 "Desa Wisata Pentingsari terletak di Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Di desa tersebut, pengunjung dapat berinteraksi dengan penduduk lokal, ikut serta dalam aktivitas mereka seperti membajak sawah dan panen padi, belajar menari tarian khas Jawa, belajar Karawitan, serta banyak kegiatan lainnya," katanya.
     
Ia mengatakan, pengelola Desa Wisata Pentingsari juga menyediakan fasilitas outbond dan sepak bola lumpur untuk pengunjung yang tertarik untuk berpartisipasi.
     
"Terdapat pula beberapa atraksi pariwisata yang dapat dikunjungi di desa tersebut seperti, Kaliurang dan Kali Kuning dengan pemandangan landscape Gunung Merapi yang sangat indah, Pancuran Sendangsari yang dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit, Batu Luweng yang menjadi saksi perjuangan Pangeran Dipenogoro melawan Belanda, Watu Gendong, Watu Payung dan lainnya," katanya.
     
Valerina mengatakan, grup informal dari negara-negara MIKTA tersebut secara resmi didirikan pada September 2013 setelah pertemuan pertama Menteri-menteri luar negeri dari negara-negara MIKTA di sela-sela Pertemuan Umum PBB.
     
"Sejak pendiriannya, MIKTA telah mengadakan 12 pertemuan level Menteri, beberapa pertemuan level staff senior dan teknis, serta mengadakan workshop dan aktifitas penjangkauan publik," katanya.
   
 Ia mengatakan, pada 2018, Indonesia secara resmi menjadi koordinator MIKTA dan menetapkan "Membina Ekonomi Kreatif dan Berkontribusi terhadap Perdamaian Dunia" sebagai tema untuk menjaga keselarasan dari berbagai bentuk kerja sama MIKTA dengan tujuh prioritas utama yang telah ditetapkan sebagai fondasi jalan MIKTA di masa depan.
   
 "Sejak Indonesia menjadi koordinator MIKTA, Indonesia telah terus mecoba untuk mengadakan berbagai pertemuan dan event," katanya.
   
 Sebagai salah satu bentuk pertemuan spesifik, kata dia, Indonesia mengadakan pertemuan bertema "Membangun Jaringan MIKTA Mengenai Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan".
     
"Hal tersebut dikarenakan pariwisata dinilai sebagai salah satu sektor ekonomi dengan perkembangan tercepat. Pariwisata juga semakin dinilai sebagai industri yang dapat menjadi alat penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan ekspor, dan menghasilkan kesejahteraan di seluruh dunia," katanya.
   
 Selain itu, pariwisata juga memiliki potensi sebagai pendukung dalam pencapaian Agenda 2030 Sustainable Development, termasuk 17 Sustainable Development Goals (SDGs) dan 169 target yang diasosiasikan dengan SDGs tersebut.
   
 "Pariwisata termasuk dalam tiga tujuan yang terdapat di SDGs yaitu tujuan ke-8, 12, dan 14," katanya.
     
Ia mengatakan, Pertemuan MIKTA dengan tema "Membangun Jaringan MIKTA Mengenai Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan" atau "Building Network on Sustainable Tourism Development" bertujuan untuk memfasilitasi para ahli dalam bidang dimaksud dan para pemangku kepentingan dengan menyediakan platform bagi pihak-pihak tersebut untuk bertukar pengetahuan, update mengenai tren pariwisata, dan membentuk jaringan pelaku/operator pariwisata.
 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024