Slemam (Antaranews Jogja) - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta menilai saat ini alokasi anggaran dana desa untuk tersedianya pepustakaan desa masih minim.
"Saat ini anggaran dana desa untuk pepustakaan masih minim. Kami terus mendorong peningkatan layanan perpustakaan di tingkat desa karena saat ini hanya tersisa sedikit perpustakaan desa yang masih aktif," kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Sleman Ayu Laksmidewi di Sleman, Jumat.
Menurut dia, data terakhir tercatat dari 86 desa di Sleman hanya 13 desa yang perpustakaannya masih aktif.
"Guna meningkatkan eksistensi perpustakaan desa, kami telah melakukan sejumlah upaya. Salah satunya lewat program desa rintisan gemar membaca yang sampai saat ini sudah terbentuk di 15 desa," katanya.
Ia mengatakan, pengembangan perpustakaan desa memang perlu langkah pendekatan dan pembinaan secara khusus.
"Kami membuat rintisan dulu sebelum menuju ke tahapan mandiri. Untuk menjadikan desa mandiri gemar membaca juga tidak serentak karena responnya berbeda-beda. Kami lihat mana yang responnya cepat," katanya.
Ayu mengatakan, kunci keberhasilan kegiatan perpustakaan desa tergantung komitmen kepala desa. Di dalam UU Desa sudah dijelaskan bahwa sebagian dana desa digunakan untuk pengelolaan perpustakaan baik pengadaan sarana fisik, maupun membayar gaji petugas.
"Namun sayangnya, belum semua desa mengalokasikan dana yang layak. Tiap ada kesempatan turun ke desa, kami selalu memberikan sosialisasi tentang hal ini. Sebab selama ini perhatiannya masih sangat minim," katanya.
Ia mengatakan, meski demikian terdapat beberapa desa sudah memiliki kepedualian dan peran cukup baik terhadap pengembangan perpustakaan desa
"Seperti Desa Balecatur dan Banyuraden terhadap pengelolaan perpustakaan di daerahnya terbilang cukup baik," katanya.
Agar bisa semakin optimal dan menyeluruh di semua desa, kata dia, diharapkan hal tersebut bisa diatur dalam Peraturan Bupati, sehingga payung hukum terkait penggunaan dana desa untuk kegiatan perpustakaan akan semakin kuat.
"Salah satu contoh keberhasilannya adalah Desa Widodomartani, Kecamatan Ngemplak yang baru saja dicanangkan sebagai desa mandiri gemar membaca oleh Pemkab Sleman," katanya.
Kepala Desa Widodomartani, Heruyono mengatakan tiap tahun pmerintah desa rutin mengalokasikan dana untuk kepentingan perpustakaan.
"Tahun ini dianggarkan Rp60 juta untuk membantu pengembangan perpustakaan di tingkat padukuhan. Dimulai sejak 2016, sampai sekarang sudah terbentuk perpustakaan di 16 dusun. Targetnya kurang tiga dusun lagi," katanya.
Berita Lainnya
Bupati: SDM unggul berupa masyarakat kuasai ilmu pengetahuan
Rabu, 27 Maret 2024 17:03 Wib
Pemkab Bantul membangun gedung fasilitas layanan perpustakaan umum
Rabu, 27 Maret 2024 13:58 Wib
Perpustakaan Boneka Surabaya menghibur anak-anak korban gempa Bawean, Jatim
Rabu, 27 Maret 2024 5:34 Wib
Ingin berwisata di DKI Jakarta, ini rekomendasinya
Sabtu, 23 Maret 2024 11:51 Wib
Penulis Indonesia diajak berkolaborasi angkat kearifan lokal di daerah
Rabu, 20 Maret 2024 7:33 Wib
Rencana rekrutmen PPPK pustakawan sesuai jalur, ungkap Perpusnas
Rabu, 20 Maret 2024 4:58 Wib
Mempermudah dipahami masyarakat, Perpusnas redefinisi arti literasi
Rabu, 20 Maret 2024 4:50 Wib
Manajemen data riset penting, UI beri edukasi
Rabu, 13 Maret 2024 11:08 Wib