Yogyakarta, (Antaranews Jogja) - Sebanyak 23 peserta Siswa Mengenal Nusantara asal Kalimantan Tengah mengujungi Sanggar Anak Alam di Kampung Nitiprayan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu.
Saat tiba di sekolah yang berada di tengah persawahan itu, para siswa berprestasi asal Kalimantan Tengah (Kalteng) disambut oleh para siswa Sanggar Anak Alam yang berasal dari daerah yang beragam. Mereka selanjutnya duduk melingkar, lesehan di atas tikar yang digelar di halaman Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) itu.
"Saya sangat kagum bisa melihat langsung Sanggar Anak Alam," kata Fadil, salah seorang peserta Siswa Mengenal Nusantara (SMN) asal Kalteng.
Fadil mengaku sudah mengetahui Sanggar Anak Alam dari sebuah program di televisi. Sebelumnya, ia mengira sanggar yang bangunan kelasnya lebih menyerupai tempat bermain itu hanya menjadi tempat berlatih kesenian tari.
"Tetapi ternyata tidak. Di sini lebih mengedepankan sekolah atau pendidikan dengan sistem riset sesuai keahlian yang dimiliki siswa untuk dikembangkan lagi," kata dia.
Ketua PKBM Sanggar Anak Alam Yudistira mengakui meski sama-sama tempat belajar, menurut dia, Sanggar Anak Alam memiliki visi yang berbeda dengan sekolah reguler lainnya.
Jika sekolah-sekolah lainnya meyakini bahwa anak perlu diberi tahu atau dianggap tidak tahu, maka lembaga pedidikannya menganggap bahwa anak sejatinya bisa melakukan sendiri.
"Sehingga model pendidikan kami lebih bersifat memfasilitasi saja," kata Yudistira.
Yudistira membenarkan bahwa PKBM yang dipimpinnya tersebut memang lebih memberikan ruang anak untuk berekspresi. Anak dipersilakan melakukan riset terhadap bidang-bidang yang diminati.
Para peserta SMN diajak berkeliling menyusuri pematang sawah untuk menuju sejumlah kelas Sanggar Anak Alam yang tidak seperti kelas sekolah pada umumnya. Sebagian besar bangunan kelas berbahan bambu, dan sebagian kelas lainnya penuh dengan coretan di dinding sehingga lebih mirip sebagai tempat bermain.
Dalam acara kunjungan itu, siswa Sanggar Anak Alam mempersembahkan sejumlah lagu seperti "Gundul-gundul pacul" hingga Mars Sanggar Anak Alam.
Para siswa SMN asal Kalteng kemudian membalas dengan mempersembahkan tarian tradisional "Manasai" lengkap dengan mengenakan rompi Dayak. Menjelang akhir tarian, para siswa Kalteng menarik para siswa Sanggar Anak Alam untuk ikut menari bersama.
Baca juga: BUMN HADIR - SMN Kalteng melihat hasil riset siswa SMA 6 Yogyakarta
Siswa Mengenal Nusantara (SMN) merupakan bagian dari program BUMN Hadir Untuk negeri yang tujuannnya untuk menanamkan rasa bangga dan cinta tanah air sejak dini kepada siswa SMA/SMK/SLB.
Di Yogyakarta SMN digelar PT Angkasa Pura (AP) I selaku penanggung jawab bersama tiga BUMN lainnya, yakni PT Garuda Indonesia, PT Indonesia Re, dan PT Kliring Berjangka Indonesia.
Peserta SMN asal Kalimantan Tengah akan berada di Yogyakarta selama sepekan sejak 11 Agustus 2018 untuk mempelajari beragam potensi budaya di Yogyakarta.
Sebaliknya, peserta SMN Yogyakarta telah diberangkatkan ke Kalimantan Tengah untuk mengikuti program serupa.
Baca juga: BUMN HADIR - SMN Kalteng diharapkan meneladani semangat perjuangan Tjilik Riwut
Berita Lainnya
Blaise Matuidi pensiun
Sabtu, 24 Desember 2022 6:43 Wib
Kroasia jangan terlena Piala Dunia 2018
Rabu, 23 November 2022 7:09 Wib
Menteri BUMN: Pembukaan PON XX nyaris mengalahkan Asian Games 2018
Minggu, 3 Oktober 2021 23:30 Wib
Jurgen Klopp tidak tertarik balas dendam final Liga Champions 2018
Selasa, 6 April 2021 11:58 Wib
Perda KTR Yogyakarta berlaku sejak 2018 belum menerapkan sanksi denda
Rabu, 24 Maret 2021 16:15 Wib
Soal honor AG 2018, Sesmenpora: kami tak menahan tapi berhati-hati
Sabtu, 11 Juli 2020 18:44 Wib
Qatar dan Rusia membantah tudingan suap Piala Dunia
Rabu, 8 April 2020 6:10 Wib
Abdul Idol rilis lagu baru Up to the Sky
Sabtu, 7 Maret 2020 3:20 Wib