Kemristekdikti umumkan klasterisasi perguruan tinggi non-vokasi

id perguruan tinggi

Kemristekdikti umumkan klasterisasi perguruan tinggi non-vokasi

Ilustrasi (Foto Istimewa)

Serpong (Antaranews Jogja) - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) mengumumkan klasterisasi perguruan tinggi non-vokasi guna peningkatan mutu secara berkelanjutan.

Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Patdono Suwignjo di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Serpong, Tangerang, Jumat, mengatakan, klasterisasi ini juga dapat dijadikan dasar bagi Kementerian untuk melakukan pembinaan perguruan tinggi dalam rangka meningkatkan kualitas perguruan tinggi di Indonesia. Kemudian penyusunan kebijakan untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi, serta memberikan informasi kepada masyarakat umum mengenai performa perguruan tinggi di Indonesia.

Penilaian performa perguruan tinggi pada 2018 secara garis besar terdapat beberapa penyesuaian sebagai hasil evaluasi dari penilaian pada 2017. Bertepatan dengan perayaan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-73, Kemristedikti mengeluarkan hasil klasterisasi hanya terhadap kelompok perguruan tinggi nonvokasi, yaitu Universitas, Institut, dan Sekolah Tinggi.

Sementara untuk perguruan tinggi vokasi, Patdono mengatakan masih dalam proses pengembangan dan analisa untuk menemukan indikator yang tepat dalam mencerminkan performa perguruan tinggi vokasi.

"Jika sampai akhir tahun nanti kami menemukan model yang cocok untuk klasterisasi perguruan tinggi vokasi, nanti akan kami umumkan," lanjutnya.

Pada 2018, terdapat penambahan satu komponen utama yaitu kinerja inovasi. Oleh karena itu, komponen utama yang digunakan untuk menilai performa perguruan tinggi Indonesia mencakup lima komponen utama, yaitu pertama, kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mencakup prosentase jumlah dosen berpendidikan S3, prosentase jumlah lektor kepala dan guru besar, dan rasio mahasiswa terhadap dosen.

Kedua, kualitas kelembagaan yang mencakup akreditasi institusi dan program studi, jumlah program studi terakreditasi internasional, jumlah mahasiswa asing, serta jumlah kerjasama perguruan tinggi. Ketiga, kualitas kegiatan  kemahasiswaan yang mencakup kinerja kemahasiswaan.

Keempat, kualitas penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang mencakup kinerja penelitian, kinerja pengabdian pada masyarakat, dan jumlah artikel ilmiah terindeks scopus per jumlah dosen. Dan kelima, kualitas inovasi yang mencakup kinerja inovasi.

"Perubahan atau penambahan indikator pada beberapa komponen utama dibandingkan pada tahun sebelumnya diharapkan komponen utama tersebut dapat lebih mencerminkan kondisi perguruan tinggi Indonesia sesuai dengan cakupan pada masing-masing komponen utama tersebut," kata Patdono.

Patdono juga menjelaskan terdapat perubahan yang sangat signifikan dalam klasterisasi tahun ini yaitu dengan memasukkan kualitas inovasi sebagai salah satu komponen utama dengan tujuan untuk lebih mendukung kebijakan Kemristedikti dalam hiliriasasi hasil riset ke sektor industri. Pasalnya kesiapan  teknologi dan Inovasi adalah dua pilar dari dua belas pilar dalam indikator daya saing bangsa.

Selain itu, indikator yang digunakan pada beberapa komponen utama pun mengalami penyesuaian, yaitu penambahan indikator kerjasama perguruan tinggi pada komponen utama kelembagaan.

Peningkatan kerjasama perguruan tinggi diharapkan dapat memperluas jejaring (networking) yang dapat meningkatkan kualitas perguruan tinggi dari segi kelembagaan maupun sumber daya manusianya.

    
Klaster nonvokasi
Maka dari hasil analisis terhadap data yang tersedia baik data pada Pangkalan Data Pendidikan Tingi (PDDikti) Kemristedikti, data yang dikeluarkan oleh unit utama Kementerian, maupun sumber-sumber lain yang relevan, maka diperoleh lima klaster perguruan tinggi Indonesia dengan komposisi, Klaster 1 berjumlah 14 perguruan tinggi, Klaster 2 berjumlah 72 perguruan tinggi, Klaster 3 berjumlah 299 perguruan tinggi, Klaster 4 berjumlah 1,470 perguruan tinggi dan Klaster 5 berjumlah 155 perguruan tinggi.

Adapun perguruan tinggi nonvokasi yang masuk pada Klaster 1 terurut sesuai dengan skornya adalah sebagai berikut:
1. Institut Teknologi Bandung (3,57)
2. Universitas Gadjah Mada (3,54)
3. Institut Pertanian Bogor (3,41)
4. Universitas Indonesia (3,28)
5. Universitas Diponegoro (3,12)
6. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (3,10)
7. Universitas Airlangga (3,03)
8. Universitas Hasanuddin (2,99)
9. Universitas Padjadjaran (2,95)
10.Universitas Andalas (2,88)
11.Universitas Negeri Yogyakarta (2,83)
12.Universitas Brawijaya (2,82)
13.Universitas Pendidikan Indonesia (2,70)
14.Universitas Negeri Malang (2,61)
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024