Desa Pengkok kembangkan objek wisata Gunung Ireng

id gunung kidul

Desa Pengkok kembangkan objek wisata Gunung Ireng

Dinas Pariwisata Kabupaten Gunung Kidul (Foto Antara)

? ? ?Gunung Kidul (Antaranews Jogja) - Pemerintah Desa Pengkok, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembangkan objek wisata di Gunung Ireng untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.?

? ? ? Kepala Desa Pengkok, Sugit di Gunung Kidul, Minggu, mengatakan pengembangan wisata Gunung Ireng sejak 2010, namun baru pada 2013 wisata itu resmi dibuka untuk wisatawan.

? ? ? "Awalnya cukup sulit mengembangkan Gunung Ireng menjadi lokasi wisata karena banyak warga masih ragu untuk berperan aktif melakukan pengembangan," katanya.

? ? ? Ia mengatakan warga semula beranggapan wisata hanya sebatas pantai di Gunung Kidul, tetapi kini mulai sadar dan ikut berperan serta melakukan pengembangan.

Langkah awal yang menurut tepat ialah dengan cara melakukan promosi melalui media sosial.

? ? ? Dia mengatakan, objek wisata Gunung Ireng saat ini mulai ramai dikunjungi wisatawan.

Pengunjung bisa melihat matahari terbit, merasakan kabut pagi hari. Harga tiket masuk sangat terjangkau, pengunjung hanya dikenakan biaya Rp3.000.?

? ? ?"Wisatawan berfoto dan mengunggahnya di media sosial. Kami juga melakukan hal yang sama," kata Sugit.

? ? ?Sugit mengatakan selama ini juga sudah banyak bantuan dari pemerintah dalam pengembangan. Diantaranya pembukaan akses jalan hingga pembangunan gazebo.

? ? ?"Ada bantuan lagi dari Dinas Pariwisata DIY belum lama ini. Kami gunakan untuk perbaikan jalan, dan pembangunan gazebo untuk tempat duduk-duduk menikmati suasana di sini. Dua minggu ini mungkin selesai," katanya.

? ? ? ?Selain wisata alam, kata Sugit, Gunung Ireng juga sebagai wisata edukasi, karena bebantuan di Gunung Ireng dapat menjadi media pembelajaran terbentuknya Gunung Ireng tersebut dan bebatuan yang ada di sana.

? ? ? Sugit juga menekankan pengembangan Gunung Ireng akan terus dikelola warga, dan sangat membatasi masuknya investor. Hal itu dikarenakan adanya kekhawatiran masyarakat lokal justru kehilangan peran.

? ? ?"Kalau diserahkan kepada investor, nanti warga hanya jadi penonton," ujarnya.

? ? ?Saat in, pihaknya bersama masyarakat terus berupaya mengembangkan lokasi wisata itu.

"Setiap sabtu dan minggu ada beberapa warga mmasyarakat berjualan makanan. Ini `kan menambah pemasukan warga," katanya.