Jakarta (Antaranews Jogja) - Ditjen imigrasi terpaksa mendeportasi seorang pengacau Asian Games ke-18, khususnya cabang olahraga Paralayang, ke negara asalnya Taiwan, Rabu, melalui Bandara Soekarno-Hatta.
"Elsa May, warga negara Taiwan, telah kami deportasi hari ini menggunakan China Airline, CI 762 dari Soekarno Hatta Airport pukul 12.30 menuju Taipei. Elsa telah mengacaukan kegiatan Asian Games ke-18, di cabang paralayang," kata Agung Sampurno, Kabag Humas Ditjen Imigrasi, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Elsa Mai, terbukti menggunakan identitas panitia Asian Games milik orang lain. Bahkan, yang bersangkutan sempat mengikuti secara tidak resmi pertemuan Pra Kompetisi (technical meeting) tanggal 18 Agustus 2018 bukan sebagai atlet, offisial dan perangkat lomba. Dan mengajukan pertanyaan yang tidak perlu dan beberapa interupsi yang mengganggu jalannya technical meeting, tambah Agung.
Juru bicara Ditjen Imigrasi kemudian membeberkan kronologisnya. Pada 20 Agustus 2018, Elsa memasuki arena kompetisi Paralayang Asian Games di Puncak Bogor dan mencoba mengganggu jalannya kompetisi. Gangguan yang dilakukannya adalah dengan melakukan provokasi kepada setiap negara untuk tidak menerima keputusan seluruh perangkat lomba (ITO/NTO).
Setelah dilakukan pemeriksaan diputuskan oleh Competition Manager mengeluarkan Elsa dari arena kompetisi, namun tetap melakukan kegaduhan dan memprovokasi seluruh negara peserta lomba paralayang,
Agung mengemukakan, panitia terpaksa memeriksa Elsa, kemudian mengakui kesalahan dan meminta maaf selanjutnya dibebaskan dan diminta keluar dari arena kompetisi,
Tapi si pengacau ini kembali mendatangi lokasi kompetisi Paralayang Asian Games yaitu di tempat pendaratan (Landing), Selasa 21 Agustus 2018. Namun berhasil teridentifikasi oleh petugas dan Elsa bersepakat untuk kembali ke Hotel. Namun yang terjadi kemudian Elsa mendatangi tempat Take Off di Gunung Mas dan mencoba masuk ke aren kompetisi Paralayang, selanjutnya diantar turun ke tempat Landing,
"Dari hasil pemeriksaan awal ditemukan fakta bahwa Elsa menggunakan kartu akreditias milik orang lain yang dipergunakan untuk memasuki tenda atlet, mengganggu ketertiban pelaksanaan kompetisi, memprovokasi negara peserta untuk tidak menerima keputusan penyelenggara kompetisi, dan dengan sengaja melawan hukum. Peristiwa ini jelas menyalahi aturan dan mengancam keamanan atlet, ofisial peserta lomba paralayang, dan kelancaran serta kesuksesan agenda nasional Asia Games,
"Tiga orang petugas penindakan keimigrasian Kanim Bogor menjemput Elsa pada Selasa, 21 Agustus 2018 pukul 10.00 WIB. Petugas imigrasi membawa Elsa ke Kantor Imigrasi Bogor untuk pendalaman dan ditahan di ruang Detensi Imigrasi Kanim Bogor," kata Agung.
Wahyu selaku Manager of Venue Cabang Olah Raga Paralayang Asean Games 2018, mengatakan bahwa Elsa adalah anggota federasi Paralayang China Taipei tetapi tidak diikutsertakan oleh federasi ke Indonesia untuk Asian Games melainkan atas biaya Indonesia dengan biaya sendiri
"Berdasarkan hasil pendalaman oleh penyidik kemudian diambil keputusan Elsa dijatuhkan tindakan administrasi keimigrasian dan deportasi ke negara asal," kata Agung.
Berita Lainnya
Atlet selancar Rio Waida rebut tiket Olimpiade Paris 2024
Minggu, 3 Maret 2024 5:44 Wib
Gim Nightingale beri pengalaman game PVE berbeda
Rabu, 21 Februari 2024 9:44 Wib
Agate uji coba "porting" gim di chipset A17 Pro
Rabu, 17 Januari 2024 6:47 Wib
Incar pasar Eropa, Agate rilis bisnis model 3D
Rabu, 17 Januari 2024 6:45 Wib
Indonesia meraih empat emas di Wounded Homeland Games 2023
Rabu, 6 Desember 2023 1:34 Wib
The Ballad of Songbirds and Snakes wajib ditonton
Senin, 20 November 2023 1:17 Wib
Dengan musikal imersif di West Lake arungi Hangzhou
Minggu, 5 November 2023 7:47 Wib
Habis gelap di Asian Games 2022 China, harap asa di Paris
Senin, 9 Oktober 2023 6:18 Wib