Devisa pariwisata ditargetkan mencapai 28 miliar dolar AS

id perry warjiyo

Devisa pariwisata ditargetkan mencapai 28 miliar dolar AS

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (Foto Antara)

       Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Pemerintah pusat, pemerintah daerah, bersama Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan menargetkan perolehan devisa dari sektor pariwisata mampu mencapai 28 miliar dolar Amerika Serikat  pada 2024.
     "Pada 2024 kita arahkan jumlah wisatawan mancanegara minimal 25 juta orang dengan devisa  28 miliar dolar AS," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat menyampaikan kesimpulan hasil Rapat Koordinasi Pemerintah pusat, pemerintah daerah, bersama Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (Rakorpusda) terkait pengembangan pariwisata di Yogyakarta, Rabu.
      Perry melanjutkan untuk 2019 perolehan devisa dari sektor pariwisata ditargetkan mencapai 17,6 miliar dolar AS atau naik dari 2017 yang mencapai 14 miliar dolar AS, dengan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) minimal 20 juta orang.
     Perry mengemukakan bahwa upaya sinergi lintas sektor perlu dilakukan untuk mempercepat pengembangan pariwisata guna mendorong peningkatan devisa.
      "Pariwsata adalah penyumbang devisa ketiga setelah kelapa sawit dan batu bara. Dengan menyumbang devisa maka secara langsung bisa mengurangi defisit transaksi berjalan," kata dia.
      Oleh sebab itu, melalui hasil Rakorpusda dengan tema "Memperkuat Sinergi dalam Akselerasi Pengembangan Destinasi Pariwisata Prioritas" itu, menurut dia, Pemerintah pusat, pemerintah daerah, bersama Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan telah menyepakati sembilan startegi pengembangan pariwsata.
     Pertama, ia menyebutkan, yakni peningkatan aksesibilitas, keragaman atraksi pariwsata, serta kualitas amenitas yang didukung oleh penguatan promosi, dan peningkatan kapasitas pelaku pariwisata terutama untuk destinasi wisata prioritas seperti Danau Toba, Borobudur-Joglosemar (Jogjakarta-Solo-Semarang), Mandalika, Labuan Bajo, Bali, Jakarta, Banyuwangi, Bromo, dan Kepulauan Riau.
     Kedua, penguatan data dan informasi pariwisata melalui penetapan nomenklatur klasifikasi jenis usaha yang termasuk dalam bidang pariwisata sebagai dasar perumusan kebijakan, serta peningkatan kualitas survei profil wisatawan mancanegara untuk mengetahui pola perjalanan, pengeluaran dan umpan balik dari hasil kunjungan ke destinasi wisata.
     Ketiga, Peningkatan akses pembiayaan bagi kegiatan usaha di sektor pariwisata melalui penetapan ketentuan umum penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk usaha pariwisata yang didukung sosialisasi mekanisme penyalurannya.
     Keempat, Penerapan intensifikasi layanan sistem pembayaran dan ekonomi digital serta ekosistemnya di semua destinasi wisata, dengan Bali sebagai champion program pada saat penyelenggaraan IMF-World Bank Annual Meeting 2018.
     Kelima, Penguatan sinergi promosi destinasi pariwisata melalui antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Bank Indonesia.
     Keenam, Penguatan akses/konektivitas darat dan udara menuju destinasi wisata, yang di antaranya melalui Percepatan operasional New Yogyakarta International Airport (NYIA) serta pembangunan jalur kereta api bandara NYIA ke pusat kota Yogyakarta.
     Ketujuh, Pengembangan atraksi yang terintegrasi di destinasi wisata, antara lain paket wisata Borobudur-Joglosemar, dan paket wisata Bali-Banyuwangi.
     Kedelapan, Peningkatan amenitas di destinasi wisata, yang antara lain melalui peningkatan manajemen penanganan sampah dan limbah, serta penyedian fasilitas air bersih pada wilayah-wilayah destinasi wisata.
     "Kesembilan peningkatan kualitas SDM dan usaha pariwisata melalui pendidikan vokasi kepada pekerja di sektor pariwisata," kata Perry.
      Rapat Koordinasi yang diinisiasi oleh Gubernur Bank Indonesia dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan itu dihadiri oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan HB X selaku tuan rumah, serta sejumlah Kepala Daerah dan Perwakilan Kepala Daerah dari Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024