Jakarta (Antaranews Jogja) - Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) mengalokasikan anggaran Rp600 miliar pada APBN 2019 untuk pengembangan pusat pendidikan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan).
"Tahun 2019 ada Rp600 miliar untuk pembangunan kampus baru dan kampus Polbangtan di Gowa serta pada penguatan 'teaching factory' di enam Polbangtan," kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Momon Rusmono di Jakarta, Selasa.
Momon menjelaskan alokasi anggaran akan difokuskan pada pembangunan kampus baru yakni Politeknik Engineering Pertanian Indonesia (PEPI) di Serpong yang nantinya juga akan menjadi Balai Besar Mekanisasi Pertanian.
Anggaran juga akan digunakan untuk pembangunan kampus di Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa, Sulawesi Selatan sebesar Rp40 miliar sampai Rp50 miliar.
Polbangtan Gowa merupakan salah satu bentuk transformasi pendidikan vokasi oleh BPP SDM Pertanian, yakni mengembangkan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) menjadi Polbangtan.
Jika sebelumnya STPP hanya berorientasi menghasilkan penyuluh pertanian, Polbangtan lebih mengarahkan peserta didik menjadi wirausahawan "socioagripreneur" di bidang pertanian, peternakan dan perkebunan.
Dengan peralihan dari Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP menjadi Polbangtan, metode pembelajaran yang diterapkan pun juga berbeda. Polbangtan menerapkan "teaching factory" (30 persen teori dan 70 persen praktek) yang berorientasi menghasilkan wirausahawan muda pertanian.
Model pembelajaran dilakukan dalam suasana tempat kerja sesungguhnya guna menumbuhkan kemampuan kewirausahawan peserta didik yang dibutuhkan dunia usaha dan industri untuk menghasilkan produk sesuai dengan tuntutan pasar atau konsumen.
Oleh karena itu, selain untuk pembangunan kampus baru dan pengembangan kampus lama, anggaran juga difokuskan pada penguatan metode "teaching factory" di enam Polbangtan Kementerian Pertanian, yakni di Medan, Bogor, Yogyakarta-Magelang, Malang, Gowa dan Manokwari.
"Proses belajar mengajar dengan praktik itu pasti biayanya lebih tinggi, tetapi selama untuk tujuan pendidikan mengapa tidak dilakukan? Oleh karenanya kami bekerja sama dengan dunia usaha, dunia industri dan Litbang. Mereka kan sudah ada fasilitasnya," kata Momon.
Selain anggaran Rp600 miliar bersumber APBN, BPP SDM Pertanian juga tengah menjajaki kerja sama dengan World Bank dalam rangka peningkatan sarana dan prasarna serta kapasitas tenaga pendidik.
Berita Lainnya
Gunungkidul optimalisasi sektor pertanian turunkan kemiskinan
Jumat, 19 April 2024 14:02 Wib
Tanaman padi seluas 570 hektare di Kulon Progo diasuransikan
Kamis, 18 April 2024 14:43 Wib
Kementan: Listrik masuk sawah untuk optimalkan pompanisasi
Senin, 15 April 2024 6:14 Wib
Tangani efek El Nino, pemerintah intensifkan pompanisasi
Kamis, 11 April 2024 14:03 Wib
Dinas Pertanian Kulon Progo awasi pangan asal hewan di Pasar Bendungan
Senin, 8 April 2024 16:22 Wib
Pengamat UGM: Pekerjaan di sektor pertanian perlu perhatian lebih besar
Jumat, 5 April 2024 22:49 Wib
Dinas Pertanian Gunungkidul beri bantuan alat pertanian pada petani
Senin, 1 April 2024 13:16 Wib
Alokasi pupuk Rp54 triliun mewujudkan swasembada pangan RI
Minggu, 31 Maret 2024 5:53 Wib