Bantul (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan mengkonsultasikan dengan tim ahli terkait penataan objek di kawasan gumuk pasir wilayah Pantai Parangkusumo dan Parangtritis.
"Itu (penataan gumuk pasir) masalah lingkungan dan ekologi, nanti akan kita konsultasikan dulu kepada ahlinya," kata Wakil Bupati Bantul Abdul Halim Muslih di Bantul, Jumat.
Audiensi dengan Badan Informasi Geospasial (BIG) dan pengelola Museum Parangtritis Geomaritime Science Park dan pihak Universitas Gadjah Mada (UGM) terkait pelestarian gumuk pasir sudah dilakukan, namun sejauh ini pemda belum mengambil kebijakan.
Menurut dia, untuk mengambil keputusan terkait dengan gumuk pasir itu harus berdasarkan ilmu mengenai lingkungan, sehingga pemda maupun institusi terkait harus berhati-hati mengambil kebijakan soal lingkungan ini agar tidak keliru.
"Dan nanti Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul akan melakukan kajian mengenai hal itu, jadi sampai hari ini Pak Bupati (Suharsono) tampakya belum mengambil keputusan," katanya.
Dalam audiensi lalu, pihak Universitas Gadjah Mada (UGM) juga menyarankan adanya lorong angin dari vegetasi di sisi selatan guna pembentukan gumuk pasir. Menanggapi hal itu pemda masih melakukan perencanaan yang terarah.
"Kalau kami sebagai pemerintah ini kan kebijakan harus berdasarkan perencanaan yang baik, harus berdasarkan ilmu, sehingga apa yang direkomendasikan para ahli tentu akan menjadi pertimbangan yang sangat penting bagi kami," katanya.
Sedangkan terkait dengan jip masuk kawasan gumuk pasir, Wabup mengatakan itu bagian dari atraksi pariwisata, meski demikian nanti akan dievaluasi kegiatan jasa transportasi wisata itu, agar tidak merusak gumuk pasir.
"Nanti kita evaluasi antara kepentingan ekonomi itu agar tidak bertabrakan dengan kepentingan pelestarian lingkungan. Apakah treknya jip itu, ataukan para ahli membolehlan tidak dari aspek lingkungan. Iya (konsultasikan dengan ahli," katanya.
Sebelumnya Dekan Fakultas Geografi UGM Muh Aris Marfai mengatakan, agar lorong angin di selatan gumuk pasir tetap diberikan ruang agar angin dari selatan bisa masuk ke utara dengan membawa material pasir untuk pembentukan gumuk pasir.
"Sehingga gumuknya terbentuk bagus, kalau gumuk terbentuk bagus kemudian indah dilihat orang bisa melakukan swafoto di situ kemudian kegiatan wisatawan yang tidak merusak. Kalau itu sudah diblok," katanya.
Menurut dia, berbeda ketika banyak vegetasi atau tambak udang maupun warung-warung di tepi pantai banyak, karena angin dari selatan tidak bisa masuk, dengan begitu gumuk pasir bisa mati dan orang tidak bisa melihat lagi.
Berita Lainnya
Pemanfaatan pasir laut di tujuh lokasi guna kebutuhan lokal
Selasa, 19 Maret 2024 11:30 Wib
Aliran lahar dingin Gunung Semeru jebak empat truk pasir
Senin, 4 Maret 2024 5:09 Wib
Elektrifikasi pertanian dorong petani Bantul tanam sayuran
Selasa, 20 Februari 2024 9:14 Wib
BPBD DIY ingatkan masyarakat jangan menambang pasir di daerah bahaya Merapi
Kamis, 25 Januari 2024 12:45 Wib
Sleman menyiapkan dua ton gula pasir per kecamatan untuk pasar murah
Rabu, 1 November 2023 22:01 Wib
Disperindag Sleman stabilkan harga gula pasir
Selasa, 31 Oktober 2023 19:21 Wib
Lahan pasir Kulon Progo ubah petani jadi jutawan
Sabtu, 28 Oktober 2023 16:12 Wib
Humas Polres Kulon Progo menanam bibit mangrove di Pasir Kadilangu
Jumat, 13 Oktober 2023 16:35 Wib