Pasar Rakyat Nusantara ditutup, transaksi penjualan capai Rp350 juta

id Pasar rakyat nusantara

Pasar Rakyat Nusantara ditutup, transaksi penjualan capai Rp350 juta

Sejumlah pelaku UKM mengemasi produk dagangannya saat hari tarakhir gelaran Pasar Rakyat Nusantara di Grand Inna Malioboro, Yogyakarta, Selasa (18/9). (Foto Antara/Luqman Hakim).

Yogyakarta, (Antaranews Jogja) - Pasar Rakyat Nusantara yang digelar mulai 12-18 September 2018 untuk memeriahkan Sidang Umum ke-35 International Council of Women dan Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia di Grand Inna Malioboro mencatat transaksi mencapai Rp350 juta.

"Sesuai laporan terakhir yang saya terima (transaksi) sampai pameran ditutup ada di kisaran Rp350 juta, baik yang dibayar secara tunai maupun melalui Blanja.com," kata Ketua Bidang II Acara dan Protokoler Panitia Sidang Umum ke-35 International Council of Women Indyruwani A Natanegara di Inna Garuda Malioboro, Yogyakarta, Selasa.

Menurut Indy, capaian penjualan itu jauh melebihi ekspektasi awal yang hanya ditargetkan mencapai Rp50-Rp100 juta. Sebab, tujuan utama penyelenggaraan Pasar Rakyat Nusantara itu adalah untuk mempromosikan produk UKM binaan BUMN kepada khalayak dari mancanegara.

"Makannya stok yang disediakan di pameran ini juga tidak banyak karena harapan kami nanti bisa ditindaklanjuti sendiri oleh para buyer dari luar negeri maupun lokal secara online," kata dia.

Dari ratusan produk yang dijual oleh 64 UKM peserta yang dibina 23 BUMN, menurut Indy, yang paling laku adalah jenis produk fesyen, khususnya aneka busana batik dan asesoris, diikuti produk kerajinan, dan kuliner.

Indy mengatakan melalui gelaran Pasar Rakyat Nusantara itu upaya untuk mempromosikan transaksi pembayaran secara nontunai juga dinilai berhasil karena sebagian besar pembayaran dilakukan secara digital menggunakan mesin electronic data capture (EDC) yang disediakan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).

 "Lebih banyak memang melalui digital payment, transaksi yang melalui Blanja.com sendiri mencapai Rp130 juta lebih," kata dia.

Berpijak dari keberhasilan itu, menurut Indy, penyelenggaraan Pasar Rakyat Nusantara di yang kali pertama dihelat oleh Rumah Kreatif BUMN tersebut akan dijadikan standar untuk gelaran Pasar Rakyat Nusantara selanjutnya.

"Karena ini berhasil, ke depannya setiap ada event-event yang disuport Kementerian BUMN akan dihadirkan pula Pasar Rakyat Nusantara seperti ini," kata Indy.

Pemilik Brosvitatembaga, Bayu Eko Murtono mengatakan sejak pertama Pasar Rakyat Nusantara dibuka hingga ditutup pada Selasa (18/9) siang, tercatat produk asesoris yang laku terjual mencapai 17 unit berupa bross, kalung berbahan tembaga dan mutiara dengan rata-rata harga mulai Rp400 ribu hingga Rp700 ribu per unit.

"Pembelian paling banyak dari peserta luar negeri, khususnya pada tanggal 13-14 September. Setelah itu dari dalam negeri semua," kata dia.

Ia berharap setelah mengikuti ajang pameran di Pasar Rakyat Nusantara, produk yang ia jual bisa dikenal di luar negeri.

"Melalui pameran ini target saya yang utama yakni bisa mengenalkan produk. Untuk penjualan sendiri biasanya lebih efektif melalui website atau toko online," kata pengusaha asesoris asal Sleman ini.







(T.L007)