Bantul (Antaranews Jogja) - Dewan Kerajinan Nasional Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, akan menggelar workshop tentang pewarnaan alami pada batik, kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan malam atau lilin pada kain itu.
"Melalui workshop itu, semua peserta hadir untuk mempelajari tentang pewarnaan alami batik, jadi kita lebih spesifik ke pewarnaan alami," kata Kepala Bidang Kerajinan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) DIY Paulin Napitupulu di Kabupaten Bantul, Senin.
Workhsop tentang pewarnaan alami batik itu akan diselenggarakan di sentra kerajinan batik tulis atau Kampung Batik Giriloyo Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, DIY pada 5 dan 6 Oktober.
Menurut dia, workshop tersebut merupakan bagian dari serangkaian kegiatan Jogja International Batik Biennale (JIBB) 2018, event dua tahunan yang diadakan DIY guna melestarian batik sebagai warisan budaya Indonesia.
"JIBB ini kegiatan dua tahunan yang diwajibkan Dewan Kerajinan Dunia, karena kita harus mengamankan tujuh kriteria terkait tentang Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia, kebetulan saya khusus menangani workshop ini," katanya.
Kegiatan JIBB 2018 berupa pameran batik sendiri akan dipusatkan di Kota Yogyakarta pada 2 sampai 6 Oktober. Sedangkan untuk persiapan penyelenggaraan workshop pada Senin (24/9) ini pihaknya melakukan audiensi dengan Bupati Bantul.
Paulin mengatakan, peserta workshop pewarnaan alami batik akan diikuti sebanyak 125 peserta dari berbagai provinsi di Indonesia, kemudian juga perwakilan lembaga dari luar negeri yang berbasis kerajinan batik tersebut.
"Mereka dari kabupaten/kota yang minimal berbasiskan batik, dari komunitas, asosiasi, pelajar dan semua elemen. Kemudian narasumber mendatangkan ahlinya dari dua negara, yaitu dari Thailand dan Taiwan, kemudian ahli pewarna alami dari Jombang Jawa Timur," katanya.
Dia mengatakan, para narasumber yang ahli pewarna alami tersebut akan menyampaikan warna yang kini 'hilang', yaitu warna merah yang selama ini dicari-cari. Rencananya akan dihadiri Ketua Dewan Kerajinan Dunia, GKR Hemas dan Bupati Bantul.
"Peserta diharapkan akan mendapat pewarna alami baik itu secara pasta, kemudian proses pencelupannya dan bagaimana secara cepat dan bagaimana mengefisienkan, sehingga harga ekonomis bisa masuk di pasaran," katanya.
Berita Lainnya
Wisatawan Museum Batik Pekalongan, Jateng, dilatih cara membatik
Rabu, 24 April 2024 19:51 Wib
Buku Torehan Canting Batik Handayani Geulis gambarkan warna-warni batik
Rabu, 24 April 2024 9:36 Wib
Pokemon rilis edisi khusus batik Indonesia
Sabtu, 20 April 2024 7:32 Wib
Museum Batik Jakarta dibanjiri wisatawan
Sabtu, 13 April 2024 9:18 Wib
Tampil di Indonesia Fashion Week 2024, batik Mojokerto, Jatim
Jumat, 29 Maret 2024 11:14 Wib
Peroleh hak cipta, motif batik buatan napi Lapas Suliki, Sumbar
Kamis, 28 Maret 2024 6:13 Wib
Sentra Terpadu Kartini memberi edukasi membatik pelajar
Kamis, 21 Maret 2024 7:59 Wib
Simak modelnya, Hyundai luncurkan enam mobil baru
Kamis, 21 Maret 2024 6:15 Wib