Inggris ajak Indonesia terbitkan obligasi di London

id sri mulyani

Inggris ajak Indonesia terbitkan obligasi di London

Sri Mulyani (Foto Antara)

Jakarta (Antaranews Jogja) - Menteri Muda Inggris untuk Bidang Ekonomi John Glen dan Menteri Keuangan Sri Mulyani bertemu membahas kemungkinan penerbitan obligasi oleh pemerintah Indonesia di Bursa London (London Stock Exchange/LSE).

"Mereka menyampaikan bahwa LSE adalah tempat yang kompetitif. Perencanaan pembiayaan Indonesia ke depan diharapkan London masih menjadi basis," kata Sri Mulyani ketika ditemui di kantornya, Jakarta, Senin.

Menkeu juga menanyakan kepada John Glen mengenai kondisi LSE pasca-Brexit terutama dalam menarik investor yang berada di Eropa.

"Saya menanyakan apakah posisi London sesudah Brexit tetap sama atau berubah, terutama dengan adanya keinginan Prancis menjadi pusat keuangan dunia," ujar Sri Mulyani.

Ditemui usai bertemu dengan Sri Mulyani, Glen meyakinkan bahwa London akan tetap menarik dan kompetitif sebagai pusat keuangan dunia.

Ia memandang ada kesempatan penerbitan obligasi oleh pemerintah RI ada dalam dua atau tiga tahun ke depan, namun detail mengenai hal tersebut belum dapat dikonfirmasi.

"Menteri Keuangan (Chancellor of the Exchequer) Philip Hammond akan melakukan pertemuan lanjutan dengan Menkeu RI tahun ini dan kami mengharapkan adanya hubungan ekonomi yang lebih mendalam antara kedua negara," ujar Glen.

    
Pembiayaan ramah lingkungan
Dalam kunjungannya ke Indonesia, Glen juga membahas mengenai pembiayaan ramah lingkungan (green finance) untuk mengurangi dampak pemanasan global.

Ia menjelaskan bahwa Inggris memiliki dana pembangunan infrastruktur sebagai program khusus untuk mendukung tersedia pembiayaan hijau dan memungkinkan hal itu untuk kesejahteraan dan pertumbuhan.

Sri Mulyani juga meminta komitmen Inggris dalam upayanya mengatasi perubahan iklim dapat mendukung program serupa di Indonesia.

"Komitmen mereka terhadap perubahan iklim dan berbagai macam produk yang selama ini lakukan seperti penerbitan green sukuk bond diapresiasi," ujar dia.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024