Wisata Gunung Kidul layak menjadi "Bali Baru"

id Gunung sewu,Bali baru

Wisata Gunung Kidul layak menjadi "Bali Baru"

Embung Nglanggeran Wisatawan menikmati pemandangan Embung Nglanggeran di Desa Nglanggeran, Patuk, Gunung Kidul, Yogyakarta, Rabu (29/4). Embung atau waduk buatan tadah hujan di kawasan tersebut menjadi daya tarik pariwisata disamping keberadaan gunung api purba. (Foto Antara)

      Yogyakarta (Antara) - Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Aris Riyanta mengatakan Gunung Kidul dengan kekayaan wisata dan keindahan alam yang dimiliki layak diusulkan menjadi salah satu "Bali Baru" untuk mendongkrak kunjungan wisata nasional.
         "Manurut saya sangat layak menjadi Bali Baru apalagi kawasan Gunungsewu di Gunung Kidul sudah masuk menjadi Geopark dunia," kata Aris di Yogyakarta, Jumat.
            Aris mengatakan keragaman potensi wisata dengan kekayaan alam yang ada di Gunung Kidul patut diperhitungkan pemerintah pusat sebagai salah satu penyokong kunjungan wisata nasional. Dengan demikian, kelembagaan pengelolaan wisatanya juga harus digarap serius.
           Kabupaten Gunung Kidul, menurut dia, bukan hanya menyimpan keindahan alam pantai namun juga keindahan alam karst di kawasan Gunung Api Purba yang telah masuk menjadi salah satu titik taman wisata bumi Geopark Gunungsewu yang mendunia.
       "Kalau dikemas lebih serius kawasan alam di Gunung Kidul itu menurut saya tidak kalah dengan keindahan bentang alam batu kapur di Halong Bay di Vietnam," kata dia.
           Destinasi wisata Gunung Kidul yang menjadi andalan dan telah populer juga meliputi Pantai Ngalnggeran, Pantai Baron, Pantai Nglambor, Goa Pindul, Goa Gunung Gambar, serta Goa Ngringrong.
          "Kalau dibandingkan dengan keindahan di Danau Toba, Pulau Mandalika yang kini telah masuk Bali Baru, saya yakin Gunung Kidul tidak kalah," kata dia.
          Hal itu, lanjut dia, masih ditambah dengan kemudahan akses wiasatawan yang ditopang dengan kebaradaan bandara baru New Yogyakarta International Airport (NYIA) yang akan mulai beroperasi pada 2019.
         Sementara itu, Aris menilai agar pengelolaan Gunungsewu lebih efektif, terstruktur, dan sistematis, ke depan perlu dimunculkan kelembagaan khusus yang didukung dengan Peraturan Presiden (Perpres). 
       Saat ini, telah terbentuk badan pengelola Geopark Gunungsewu yang melibatkan Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah dan Pacitan, Jawa Timur. Meski demikian, menurut Aris, hingga saat ini belum mampu memunculkan masterplan akibat berbagai keterbatasan yang dimiliki kabupaten. 
       "Badan pengelola Gunungsewu sekarang memang sudah berjalan tetapi programnya belum terlihat karena keterbatasan yang dimiliki kabupaten bersangkutan," kata dia.

 
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024