Kapal nelayan pencari lobster kecelakaan laut

id Kepal pencari ikan

Kapal nelayan pencari lobster kecelakaan laut

Kapal pencari ikan kelompok nelayan Bugel Peni, Desa Bugel, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (Foto ANTARA/Mamiek)

Gunung Kidul (Antaranews Jogja) - Sebuah kapal pencari ikan dan lobster milik nelayan Pantai Ngrawah, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami kecelakaan laut pada Kamis (4/10).
     
Sekretaris SAR Satlinmas Korwil II Gunung Kidul Surisdiyanto di Gunung Kidul, Kamis, mengatakan kapal Maju Lancar 04 yang berisi dua anak buah kapal (ABK) dan satu tekong melaut di perairan Pantai Ngrawah untuk mencari ikan dan lobster, saat sampai di tengah, ABK bermaksud mengangkat jaring yang telah ditanam.
     
"Apesnya, duq ABK yang diketahui bernama Sukasno (60) warga Karang Lor dan Marno Tondo (65) warga Sumuran, Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari tengah mengangkat jaring justru ombak besar menghantam kapal," kqta Surisdiyanto.
   
Hal ini membuat tekong kapal, yakni Sumari (52) warga Padukuhan Sumuran memutuskan untuk menerobos ombak dengan tancap gas. Sayangnya keputusan yang diambil oleh Sumari justru berbuntut petaka. Dua orang ABK tersebut  terhempas dan kapal mengalami jumping. Tak sampai di situ, kedua ABK lantas terjatuh di bak kapal.
     
"Kedua ABK melayang di atasan kapal dan air. Kemudian terjatuh membentur bak yang mengakibatkan luka-luka,” katanya.
     
Surisdiyanto mengatakan akibat kejadian tersebut Sukasno mengalami luka di bagian wajahnya. Kemudian Marno Tondo mengalami luka di bagian dada serta sesak nafas. Mengetahui kondisi kedua rekan kerjanya merintih kesakitan dan mengalami luka-luka, Sumari akhirnya memutuskan untuk kembali ke darat agar kedua rekannya segera mendapat pertolongan.
     
"Yang bersangkutan langsung laporan ke kami (SAR) kami langsung berkoordinasi dengan kepolisian Sektor Saptosari,” ujarnya.
     
Dia mengatakan kedua korban kecelakaan laut itu kemudian di larikan ke RSUD Wonosari untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut. Hingga saat ini kedua ABK masih harus dirawat.
     
"Sementara tekong kapal hanya pengecekan kondisi saja lantaran masih trauma," katanya.
     
Koordinator SAR Satlinmas Korwil II Gunung Kidul Marjono menambahkan pihaknya mengimbau bagi nelayan untuk lebih berhati-hati dan mengenali kondisi ombak. 
     
"Terlebih beberapa hari lalu, dari BMKG secara resmi juga telah merilis himbauan mengenai kondisi laut dan potensi gelombang laut yang tinggi," katanya.