Pembudidaya ikan Kulon Progo kesulitan mendapatkan benih gurami

id budidaya ikan

Pembudidaya ikan Kulon Progo kesulitan mendapatkan benih gurami

Pembudidaya ikan Kabupaten Kulon Progo menggunakan sistem terpal dengan lahan kering (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (Antaranews Jogja) - Pembudi daya ikan di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami kesulitan mendapat benih gurami sejak dua tahun ini karena minimnya pasokan.
     
"Sentra benih gurami di Banyumas dan Purwokerto, produksinya anjlok. Wilayah ini mensuplai benih gurami ke berbagai daerah. Krisis benih gurami mengakibatkan pembudi daya gurami di Kulon Progo kesulitan mendapat benih," kata Kepala Bidang Perikanan Bufi Daya Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo Leo Handoko di Kulon Progo, Senin.
     
Ia mengatakan pembudi daya benih gurami Kulon Progo telah melakukan pengadaan induk, baik swadaya dan bantuan. Tapi volume produksi benih gurami belum mampu mencukupi permintaan pembudi daya ikan di Kulon Progo.
     
"Kami tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi masalah kekurangan benih gurami, karena pusat pembenihan ada di Jawa Barat sedang anjlok budi dayanya" katanya.
     
Leo mengakui pembudi daya gurami Kulon Progo mengandalkan benih gurami dari luar, sehingga ketika ada krisis benih dampaknya begitu besar. Akibatnya, pembudi daya lebih memilih mengosongkan kolam dibandingkan budi daya ikan jenis lainnya.
     
"Kami berusaha melakukan pendampingian terhadap pembenih gurami, tapi mengembangkan pusat pembenihan bukan perkara yang mudah. Ada standar yang harus dipenuhi dan membutuhkan waktu lama," katanya.
     
Prospek budi daya gurami menang sangat menggiurkan dan pasarnya masih sangat terbuka lebar. Di DIY, khususnya di Kulon Progo sendiri banyak tumbuh rumah makan berbahan ikan. Hal ini yang harus ditangkap masyarakat sebagai peluang bisnis.
     
"Gurami pangsa pasarnya sangat besar. Kami berharap masyarakat memanfaatkan lahan kosong untuk budi daya ikan, khususnya gurami yang perawatannya mudah dan tidak membutuhkan air yang banyak," katanya.
     
DKP setiap tahun memiliki program peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia dalam bidang perikanan dan pengembangan usaha perikanan.
     
Menurutnya, masyarakat masih menganggap sebelah mata bidang perikanan budi daya dan belum menjadikan sebagai mata pencaharian. Padahal, budi daya perikanan bisa menjadi pendapatan utama keluarga, mulai dari budi daya hingga pengolahan hasil.
     
Untuk itu, DKP Kulon Progo menguatkan kelompok usaha perikanan dalam pengembangan usaha dan fasilitas akses permodalan.
     
"Kami mengembangkan kapasitas, modernisasi, dan daya saing usaha pengolahan hasil perikanam. Kami juga meningkatkan penataan perizinan usaha kelautan dan perikanan," katanya.
     
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikan Kulon Prog Sudarna mengatakan di wilayah ini ada 67 unit pembenihan, yang terdiri dari dua unit pembenihan milik pemerintah dan 65 unit milik masyarakat.
     
"Pasar benih ikan, khususnya lele sangat terbuka lebar dan menjanjikan. Permintaan benih sangat tinggi, yakni 120 juta hingga 130 juta ekor per tahun. Namun, dari 67 unit pembenihan baru dapat memproduksi sekitar 90 juta hingga 100 juta ekor per tahun," kata Sudarna.
     
Ia mengakui produksi benih yang dihasilkan unit pembenihan rakyat (UPR) milik pemerintah sangat rendah, sehingga tidak mampu mencukupi permintaan pasar. Begitu juga, UPR yang dikembangkan masyarakat tidak mampu memproduksi benih dalam jumlah besar karena terkendala indukan dan kemampun sumber daya manusia (SDM) soal pembenihan.
     
"Kami menyadari kelamahan dalam pengembangan pusat pembenihan, yakni keterbatasan SDM yang profesional dibidang pembenihan," katanya.
     
Sudarna mengatakan dari 65 UPR milik masyarakat, baru sembilan UPR yang menerapkan standar operasional pembenihan, sehingga mengantongi sertifikat karena penerapan cara pembenihan ikan yang baik (CBIB).
     
Kepemilikan sertifikat CBIB menandakan bahwa UPR tersebut memproduksi benih ikan unggul dan produksinya dijamin kualitasnya.
     
"Kami mentargetkan setiap tahun ada UPR yang memiliki sertifat CBIB," katanya.