Menag : santri punya kemampuan menyerap aspirasi masyarakat

id santri

Menag : santri punya kemampuan menyerap aspirasi masyarakat

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyerahkan beasiswa PBSB kepada sejumlah santri berprestasi di Gedung Multi Purpose (UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta belum lama ini. (Foto ANTARA/Riski Mario Johannes Parhusip/mg.yk/ags).

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin mengatakan para santri atau seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren mempunyai kemampuan untuk menyerap aspirasi masyarakat.
    
"Jadi saya ingin menekankan, bahwa santri selain menguasai nilai-nilai agama sebagai inti dari kemampuan yang mereka miliki, juga punya kemampuyan untuk menyerap aspirasi masyarakat," kata Menteri disela Malam Kebudayaan Pesantren di Krapyak Yogyakarta, Rabu malam.
    
Malam Kebudayaan Pesantren di lingkungan Pondok Pesantren (Ponpes) Krapyak Yogyakarta itu merupakan serangkaian dalam memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2018, yang sebelumnya di Krapyak juga diadakan Muktamar Pemikiran Santri.
    
Menurut Menteri, santri punya kemampuan menyerap aspirasi masyarakat kemudian merespon dan menyikapi serta memberikan solusi penyelesaian terhadap persoalan-persoalan yang ada di tengah-tengah masyarakat.
    
"Ini yang harus senantiasa menjadi ciri yang tidak bisa hilang dari santri itu, karena memang hidup di tengah masyarakat itu harus seperti itu," kata Menteri Agama.
    
Dengan demikian, Menteri meyakini bahwa santri itu tidak ada yang hidup dengan keilmuannya sendiri dan asyik dengan dirinya sendiri, karena semua ilmu-ilmu yang didapatkan dari ponpes tidak hanya untuk mendalami ilmu agama semata.
    
"Mereka hidup dengan keragaman, belajar bagaimana menyikapi keragaman, bagaimana belajar berbagai cara menyelesaikan masalah yang ragam. Inilah modal besar ketika mereka para santri kembali ke masyarakat," katanya.
    
Dengan demikian, kata Menteri, mereka para santri diharapkan nantinya mampu berinteraksi dengan masyarakat dan memberikan solusi terhadap persoalan riil di tengah-tengah masyarakat.
    
"Dalam pidato, orasi saya itu akan saya sampaikan hal-hal yang lebih cair saja, bahwa komunitas santri itu komunitas yang sangat cair sebenarnya, sangat egaliter, karena bisa hidup di tengah masyarakat," katanya.
    
Dalam Malam Kebudayaan Pesantren yang dihadiri ribuan santri dan masyarakat umum itu menampilkan orasi kebudayaan Menag, pembacaan puisi para budayawan, selain itu sejumlah penyanyi musik religi dan paduan suara turut tampil dalam kegiatan itu.