Vaksinasi rabies di Yogyakarta ditunda tunggu ketersediaan vaksin

id Rabies, vaksinasi

Vaksinasi rabies di Yogyakarta ditunda tunggu ketersediaan vaksin

Petugas Dinas Peternakan menyuntikkan vaksin antirabies pada seekor anjing. (FOTO ANTARA/Nyoman Budhiana).

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Program pemberian vaksinasi rabies untuk hewan peliharaan milik warga Kota Yogyakarta yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta terpaksa ditunda untuk sementara waktu menunggu ketersediaan vaksin.
   
“Karena ada keterlambatan untuk persediaan vaksin, maka pemberian vaksinasi rabies ditunda sementara. Begitu vaksin tersedia, vaksinasi akan langsung dilanjutkan kembali,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto di Yogyakarta, Jumat.
     
Sebelumnya, Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta menggelar pemberian vaksinasi rabies secara gratis untuk kucing, anjing dan kera milik warga Kota Yogyakarta yang dilakukan di tiap kelurahan. Kegiatan tersebut rencananya digelar satu bulan hingga 18 Oktober.
   
Saat program ditunda untuk sementara waktu, masih ada sebanyak 10 kelurahan yang belum menyelenggarakan kegiatan vaksinasi rabies secara gratis.
   
“Peminatnya cukup banyak. Hingga saat ini sudah ada sekitar 1.400 hewan dari anjing, kucing dan kera yang divaksinasi rabies. Sebagian besar adalah kucing, bahkan kucing kampung liar yang tidak dipelihara di dalam rumah dibawa untuk vaksinasi,” katanya.
   
Sugeng menyebut, vaksin rabies yang digunakan untuk vaksinasi memiliki kualitas yang bagus yaitu senilai Rp30.000 per tabung dan jika pemilik hewan mengakses vaksin tersebut di klinik atau praktek dokter hewan swasta maka biayanya sekitar Rp100.000.
   
Selain melakukan vaksinasi, Dinas Pertanian dan Pangan juga melakukan pendataan terhadap hewan peliharaan untuk dimasukkan sebagai basis data dan selanjutnya bisa dijadikan data awal untuk pelaksanaan vaksinasi rabies pada tahun berikutnya.
   
“Selama kegiatan vaksinasi, ada beberapa kejadian yang dialami petugas, misalnya dicakar. Tetapi, dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan indikasi penularan rabies,” katanya.
   
Sepanjang 2018, Sugeng menyebut belum memperoleh laporan terkait hewan peliharaan yang terkena rabies. Namun ada sekitar lima kasus gigitan anjing ke manusia. “Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap korban dan anjing, tidak ditemukan indikasi penularan rabies,” katanya.
   
Hewan yang terindikasi menderita rabies biasanya menunjukkan perilaku yang lebih agresif, misalnya menggigit, sedangkan manusia yang tertular rabies menunjukkan gejala seperti demam tinggi, agresif, air liur lebih banyak dan takut terhadap air.
   
Jika ditemukan hewan yang terindikasi rabies, maka hewan akan dikarantina dan diberi pengobatan agar tidak berisiko menularkan ke manusia.
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024