Prihatin atas sanksi PSSI, Ribuan bobotoh gelar aksi damai

id bobotoh

Prihatin atas sanksi PSSI, Ribuan bobotoh gelar aksi damai

Sejumlah Bobotoh atau pendukung Persib Bandung melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (13/10/2018). Mereka memprotes kebijakan PSSI dalam memberi hukuman dan sanksi atas pendukung dan tim Persib karena dianggap tidak adil serta menuntut adanya revolusi dan reformasi di kepengurusan PSSI saat ini. (ANTARA FOTO/Novrian Arbi/aww.)

Bandung  (ANTARA News) - Prihatin atas sanksi yang dijatuhkan PSSI kepada Persib, ribuan pendukung Persib Bandung (Bobotoh) menggelar aksi damai bertajuk "Bobotoh Melawan Part 1" di depan Gedung Sate Bandung, Sabtu.

Sebelum berkumpul di Kantor Gubernur Jawa Barat, para Bobotoh dari berbagai daerah melaksanakan long march dari sejumlah titik kumpul daerahnya masing-masing secara bersamaan.

Ketua Umum Viking Persib Club (VPC), Heru Joko, mengatakan, aksi tersebut merupakan bentuk kekecewaan mereka terhadap sanksi yang dijatuhkan Komdis PSSI kepada Persib dan supporternya.

"Kami datang atas dasar kekecewaan yang sangat. Kami melihat PSSI sangat tidak adil kepada Persib dan supporter Persib. Kami kecewa dan sangat kecewa demgan Komisi Disiplin PSSI, ujar Heru.

Menurut dia, kekecewaaan tersebut muncul karena mereka melihat sanksi PSSI tidak adil dan semena-mena kepada Persib dan Komdis sudah bertindak arogan, memandang sebelah mata.

"Komdis memberikan sanksi semena- mena yah, saya lihat Komdis arogan, memandang kita sebelah mata. Semua harus diperlakukan adil," ujar dia.

Sementara itu, salah seorang Bobotoh, Feby Pahlevi, menututurkan, aksi damai tersebut menyatukan semua Bobotoh dari berbagai daerah.

"Ya, kita semua tahu kan Bobotoh ini terbagi-bagi, jadi ini momen yang pas untuk menyatukan semua elemen Bobotoh. Saya dan para Bobotoh lainnya menuntut keadilan terhadap federasi, yaitu PSSI. Persib terlalu banyak dirugikan oleh keputusan-keputusan PSSI," katanya.

"Biar Persib fokus bermain, kita sebagai Bobotoh yang melawan," kata Feby menambahkan.
 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024