KRI dr Soeharso-990 tangani 2.371 korban gempa Sulteng

id pengungsi gempa palu

KRI dr Soeharso-990 tangani 2.371 korban gempa Sulteng

Pengungsi akibat gempa Palu (Foto Antara)

Jakarta (Antaranews Jogja) - Sebanyak 2.371 pasien korban gempa bumi dan tsunami di Kota Palu, Kabupaten Donggala, dan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, mendapat penanganan medis dengan baik oleh tim kesehatan Kapal Rumah Sakit KRI dr Soeharso-990.

Kepala Rumah Sakit (Karumkit) KRI dr Soeharso-990 Kolonel Laut (K) dr Imam Hidayat dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, mengatakan pasien yang ditangani oleh tim kesehatan KRI dr Soeharso-990 di Pelabuhan Pantoloan Palu, Minggu, didominasi mereka yang trauma akibat patah tulang dan luka robek di jaringan permukaan.

Hingga saat ini, katanya, 2.371 pasien telah mendapat perawatan medis di KRI dr Soeharso-990 pascagempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah. 
  
Sebanyak 252 masih di rawat inap, sedangkan 2.119 telah kembali ke rumah masing-masing untuk melakukan rawat jalan.

Ia juga mengatakan bahwa pasien korban gempa bumi dan tsunami yang datang ke kapal rumah sakit mayoritas mengalami luka di daerah wajah atau sobek yang tidak tertangani dengan baik.

"Luka yang tidak ditangani dengan baik tersebut menimbulkan infeksi dan dapat menyebabkan cedera yang lebih parah seperti tidak berfungsinya suatu organ, sehingga tim medis langsung melaksanakan penanganan operasi agar organ tersebut dapat berfungsi dengan normal kembali," tuturnya. 
  
Imam Hidayat menyebutkan seluruh pasien yang di rawat di Rumah Sakit KRI dr Soeharso-990 umumnya dirawat selama lima hingga tujuh hari, dan setelah kondisinya membaik diarahkan untuk melakukan rawat jalan. 
  
"Setelah pasien dinyatakan membaik kondisinya, maka akan dilakukan rawat jalan dan akan dikembalikan ke pusat kesehatan wilayah seperti rumah sakit umum atau pusat kesehatan masyarakat yang berada di Sulteng," ujarnya.

Selain menangani pasien trauma akibat gempa bumi dan tsunami, Tim Kesehatan TNI juga berhasil membantu persalinan warga yang menjadi pengungsi.  
  
"Hingga hari ini kita berhasil membantu 13 proses persalinan, baik proses persalinan yang dilakukan dengan cara operasi dan tanpa operasi. Operasi dilakukan bagi pasien yang sudah tidak bisa melakukan persalinan normal," kata Imam. 
  
Didatangkannya rumah sakit terapung milik TNI tersebut bertujuan membantu tanggap darurat dalam menangani pasien dengan cepat. Selain itu, Tim Kesehatan TNI melakukan pendampingan agar menghidupkan kembali fungsi kesehatan wilayah, sehingga dapat kembali berfungsi dengan normal atau mandiri dalam membantu pelayanan pasien.

KRI dr Soeharso-990 diperkuat oleh 121 tenaga kesehatan, baik dari TNI maupun sipil yang terdiri atas 38 dokter dari berbagai spesialis dan 83 paramedis, seperti perawat dan apoteker.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024