Ma'ruf Amin temui Sultan HB X bicarakan demokrasi

id Ma'ruf Amin

Ma'ruf Amin temui Sultan HB X bicarakan demokrasi

Cawapres Nomor Urut 01 Ma'ruf Amin usai bertemu Sri Sultan HB X (Foto Antara/Hery Sidik)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Calon Wakil Presiden Nomor Urut 01 KH Ma'ruf Amin menemui Sri Sultan Hamengku Buwono X di kediaman Keraton Ngayogyakarto, Yogyakarta untuk membicarakan demokrasi.
    
"Hari ini saya diterima Sri Sultan HB X, saya berbincang-bincang satu jam lebih, dalam pembicaraan saya dengan Sultan, beliau banyak diskusi  berbagai masalah termasuk tentang demokrasi," kata Ma'ruf Amin usai menemui Sri Sultan HB X di Yogyakarta, Senin.
    
Ma'ruf mengatakan, selain berbincang-bincang dengan Raja Keraton Ngayogyakarta tersebut, Cawapres Joko Widodo itu selama berada di kompleks kediaman Sultan juga melaksanakan shalat dhuha bersama putra-putra dan istri Sultan HB X.
    
"Bahkan beliau (Sultan) mengantar saya dan nungguin saya shalat, ada sekitar 20 menit beliau menunggu saya shalat bersama anak-anaknya dan istrinya, GKR Ratu Hemas. Jadi Alhamdulillah beliau sangat menyambut saya," katanya.
    
Ma'ruf Amin merasa gembira dengan sambutan Sri Sultan HB X yang juga Gubernur DIY tersebut. "Saya merasa gembira disambut dengan hormat sekali," katanya.
    
Menurut Ma'ruf Amin, dalam perbincangan dengan Sri Sultan HB X itu, Sultan mengharapkan agar pesta demokrasi yang akan dihadapi bangsa tersebut tidak merusak nasionalisme dan tidak merusak keutuhan bangsa.
    
"Sehingga demokrasi kita itu dilaksanakan secara proporsional dan berimbang, sehingga tidak menimbulkan ketegangan ketegangan di berbagai masalah," katanya.
    
Ma'ruf Amin mengatakan, apa yang menjadi harapan Sultan dalam menjaga keutuhan dan persatuan bangsa di tengah perhelatan pemilihan umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) itu sangat penting.
    
"Itu harapan yang menurut saya sangat penting dalam menjaga keutuhan dan persatuan bangsa, karena itu di dalam Pilpres nanti. Karena itu jangan sampai upaya ingin menang itu kemudian merusak keutuhan dan nasionalisme hanya karena kita ingin menang," katanya.