Jakarta (Antaranews Jogja) - Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin pagi, melemah sebesar 34 poin menjadi Rp15.224 dibandingkan posisi sebelumnya Rp15.195 per dolar AS.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa pergerakan dolar AS cenderung menguat terhadap sejumlah mata uang dunia seiring masih terbukanya potensi bagi The Fed untuk menaikan suku bunganya.
"Beberapa kalangan analis menilai the Fed masih terbuka untuk kenaikan suku bunga pada akhir tahun," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, pelemahan rupiah relatif terbatas di tengah penurunan imbal hasil obligasi Amerika Serikat.
"Situasi itu diharapkan dapat mengurangi tekanan pada rupiah dan terbuka peluang untuk berbalik naik," katanya.
Selain itu, lanjut dia, sejumlah sentimen positif terutama dari penilaian lembaga asing dan sejumlah negara terhadap kemampuan Indonesia menghadapi krisis perang dagang juga diharapkan dapat memperkuat laju fluktuasi rupiah.
Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan rupiah diperkirakan dapat menguat pada hari ini (15/10) njelang rilis data neraca perdagangan bulan September.
"Defisit neraca perdagangan diperkirakan menurun dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 500 juta dolar AS atau kemungkinan dapat mencatatkan surplus," katanya.
Berita Lainnya
Dampak konflik geopolitik, BI perlu pertahankan bunga
Rabu, 24 April 2024 5:56 Wib
KPK menemukan LHKPN dua pejabat beraset kripto miliaran rupiah
Rabu, 24 April 2024 5:25 Wib
Pelemahan rupiah di Indonesia lebih baik ketimbang negara lain
Selasa, 23 April 2024 0:55 Wib
Beban UMKM Indonesia naik, efek konflik geopolitik
Minggu, 21 April 2024 7:21 Wib
Fundamental ekonomi Indonesia kokoh tahan pelemahan rupiah
Jumat, 19 April 2024 6:10 Wib
Realisasi layanan penukaran rupiah mencapai Rp75 triliun
Kamis, 28 Maret 2024 15:41 Wib
Harganya belasan juta rupiah, Xiaomi 14 dilego di Indonesia
Rabu, 27 Maret 2024 14:39 Wib
Tiga klub Liga 1 didenda jutaan rupiah
Selasa, 12 Maret 2024 19:12 Wib