Bantul fasilitasi pengiriman bahan baku kerajinan impor

id PT pos

Bantul fasilitasi pengiriman bahan baku kerajinan impor

PT.Pos Indonesia (persero) (foto antaranews.com)

Bantul (Antaranews Jogja) - Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogakarta, berupaya memfasilitasi pengiriman bahan baku industri kerajinan yang diimpor dari luar negeri oleh pelaku usaha daerah ini.
    
Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Bantul Sulistyanto di Bantul, Senin, mengatakan fasilitasi pengiriman bahan baku kerajinan yang diimpor itu sebagai upaya efisiensi biaya produksi bagi perajin menyusul penguatan dolar AS terhadap rupiah.
    
"Kemarin saya dapat keluhan itu (dampak penguatan dolar AS), cara efisiensinya kemarin dia minta bantuan untuk logistiknya, akhirnya kita fasilitasi dengan dibantu pengiriman setelah saya ketemu dengan PT Pos," katanya.
    
Menurut dia, keluhan akibat kenaikan nilai tukar dolar AS itu datang dari UKM yang mengambil bahan baku impor, sebab kondisi tersebut membuat biaya produksi semakin membengkak, karena pembelian bahan baku mengikuti kurs dolar.
    
"Kalau bahan baku impor dan dijual ekspor tidak terlalu besar (dampaknya), tapi yang menjadi masalah bahan baku impor dijual ke dalam negeri, itu harganya pasti menjadi naik cukup sigifikan," katanya.
    
Sulis menjelaskan, dengan bantuan fasilitasi pengiriman melalui PT Pos itu disebutnya bisa menghemat hingga 30 persen, karena pelaku usaha tersebut mengambil bahan baku dari Australia sehingga harus ada yang diefisienkan.
    
"Nah ini makanya bisa dibantu dengan pengiriman. Ya oke kalau selama ini (pengiriman) pakai swasta coba ke PT Pos, kebetulan kita 'dalam tanda kutip' sudah ada pembicaraan ke situ, dan ternyata bisa," katanya.
    
Menurut dia, upaya yang dilakukan pemerintah daerah dalam membantu pelaku UKM melakukan efisiensi biaya produksi yang menggunakan bahan baku impor hanya pada sektor pengiriman itu, selebihnya hanya bisa mengimbau agar kurangi ketergantungan bahan baku impor.
    
"Memang harus ada efisiensi karena mesti dampaknya tinggi, dan ini yang memang kita bisa ke sana intervensinya. Dan yang saya dan teman-teman harapkan betul itu jangan sampai bahan bakar maupun energi makin naik, karena itu kan motornya produksi," katanya.