Sektor pariwisata menjadi prioritas pengembangan di Bantul

id Wabup Bantul

Sektor pariwisata menjadi prioritas pengembangan di Bantul

Wakil Bupati Bantul, DIY, Abdul Halim Muslih (Foto Antara/Hery Sidik)

Bantul (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menempatkan sektor pariwisata daerah ini sebagai prioritas untuk segera dikembangkan guna mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat.
    
"Kita telah menempatkan sektor pariwisata itu sebagai 'quick win'-nya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul, 'quick win' itu artinya prioritas yang harus segera kita menangkan," kata Wakil Bupati Bantul Abdul Halim Muslih di Bantul, Rabu.
    
Menurut dia, di Bantul terdapat banyak sekali spot-spot wisata yang dikelola oleh masyarakat termasuk diantaranya wisata Taman Glugut Desa Wonokromo Pleret, yang sudah berkembang pesat setelah dibuka setahun lalu.
    
"Terbukti Taman Glugut ini dengan pengelolaan yang demikian cepat oleh masyarakat itu bisa mendatangkan peningkatan kesejahteraan, peningkatan ekonomi warga masyarakat Wonokromo dan sekitarnya," katanya.
    
Wabup mengatakan, fakta inilah yang dipegang pemerintah, sebab sektor pariwisata itu menjadi cara tercepat bagi pemerintah daerah mencapai kesejahteraan bagi masyarakat dengan mengembangkan potensi wisatanya.
    
"Karena itu pemerintah sudah mengidentifikasi titik-titik potensisoal, diantaranya Taman Glugut untuk kita kembangkan. Wujud pengembangannya ada peran pemerintah untuk mempertemukan stakholder yang mengelola kawasan," katanya.
    
Kemudian, lanjut Wabup Bantul, pemerintah daerah siap membantu dengan penataan landscapingnya, juga pembuatan dan penyusunan rencana induk 'master plan' pengembangan kawasan secara komprehensif dan terarah.
    
"Taman Glugut itu sudah jadi 'master plan'-nya, tinggal nanti untuk membangun itu kita 'sharing' (berbagi) pembiayaan. Jadi pemerintah pusat, DIY dan kabupaten serta desa bisa bersama-sama mempercepat pembangunan infrastruktur pariwisata," katanya.
    
Wabup mengatakan, termasuk untuk spot-spot wisata lain juga akan dikembangkan dengan berbasis masyarakat, bahkan konsep itu sudah dimulai sejak 2017 dan akan terus dikembangkan untuk memajukan sektor pariwisata.
    
"Jadi untuk membuka objek wisata tersebut ternyata harus dimulai dari masyarakat dulu, masyarakat bergerak pemerintah menangkap. Ini namanya 'botton up', dan kita punya pengalaman kalau top down umumnya gagal," katanya.