Presiden Jokowi akui pengelolaan BPJS Kesehatan belum optimal

id jokowi

Presiden Jokowi akui pengelolaan BPJS Kesehatan belum optimal

Presiden Joko Widodo saat akan memberi keterangan pers di Istana Merdeka, Jakarta (3/9). Presiden Joko Widodo meminta krisis kemanusiaan yang terjadi terhadap etnis Rohingya di Myanmar dihentikan dan pemerintah Indonesia berkomitmen memberi bantuan kemanusiaan di Rakhine State. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/ama/17)

Jakarta (Antaranews Jogja) - Presiden Joko Widodo mengatakan defisit keuangan yang terjadi dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menunjukkan pengelolaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan belum maksimal.

"Tidak gampang mengurus ribuan rumah sakit di tanah air. Namun, bila BPJS Kesehatan memiliki manajemen internal yang baik, tidak akan terjadi defisit," kata Presiden dalam Kongres Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) di Jakarta Cenvention Center, Rabu.

Presiden mengatakan pemerintah telah menggunakan dana cadangan dari APBN 2018 untuk menutup defisit JKN sebesar Rp4,9 triliun.

Namun, dana tersebut dinilai belum akan cukup untuk mengatasi masalah keuangan yang dihadapi BPJS Kesehatan.

"Itu masih kurang. Harus ada manajemen sistem yang jelas sehingga rumah sakit mendapat kepastian pembayaran," tuturnya.

Presiden mengatakan defisit JKN tidak terjadi seketika, tetapi merupakan imbas dari beberapa waktu sebelumnya.

Karena itu, Presiden berharap BPJS Kesehatan segera melakukan pembenahan pengelolaan sehingga defisit keuangan program JKN tidak kembali terulang.

"Seharusnya permasalahan ini bisa diselesaikan Direktur Utama BPJS Kesehatan dan Menteri Kesehatan. Masa urusan rumah sakit sampai ke Presiden," katanya.
 

 

Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024