Kulon Progo (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, masih memvalidasi calon penerima tali asih penggarap tanah milik Kadipaten Puro Pakualaman yang terkena dampak proyek pembangunan Bandar Udara Baru Internasional Yogyakarta.
Kepala Seksi Inventarisasi dan Identifikasi Pertanahan, Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispetarung) Kulon Progo Elda Triwahyuni di Kulon Progo, Sabtu, mengatakan total tali asih yang diperuntukan bagi penggarap tanah milik Kadipaten Puro Pakualaman (PAG) sebesar Rp25 miliar dengan luas lahan 1.602.988 meter persegi yang tersebar di Desa Glagah, Palihan, Jangkaran, dan Sindutan.
"Data penggarap yang berhak mendapatkan tali asih, data yang ada masih bersifat nominatif. Saat ini, kami masih melakukan validasi data penerima tali asih dan besarannya," kata Elda.
Ia mengatakan berdasarkan data Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN), PAG terdampak pembangunan NYIA di Kecamatan Temon luasnya 1.602.988 meter persegi. Tersebar di empat desa, yaitu Desa Glagah, Palihan, Jangkaran, Sindutan.
Selanjutnya, mekanisme penghitungan pembagian, dari total dana sebesar Rp25 miliar akan dibagi dengan total luas yang ditetapkan oleh BPN. Hasilnya Rp15.596 per meter.
Namun perlu diketahui bahwa ada perbedaan atau selisih antara data dari BPN dengan data yang disampaikan oleh warga. Sehingga perlu ada rumusan baru supaya ada kesepakatan besaran ganti untung dan tidak menimbulkan masalah sosial.
"Sejauh ini, penggarap PAG di Desa Glagah dan Palihan sudah menyepakati jumlah tersebut, tapi untuk warga Sindutan belum seluruhnya menyepakati. Hal ini dikarenakan di Desa Sindutan luasannya melebihi hasil ukur BPN, selisihnya satu hektare," katanya.
Terkait menakisme pembagian tali asih, Elda menjelaskan pemkab akan membagikan uang kepada pemerintah desa dengan nilai proporsional berdasarkan data.
"Masing-masing warga nanti akan membuka rekening, tali asih selanjutnya didistribusikan lewat transfer bank berdasarkan data yang sudah disepakati," katanya.
Sekretaris Daerah Kulon Progo Astungkara mengatakan rencana pembagian tali asih itu masih dalam proses lebih lanjut lantaran perlu konsep dan mekanisme yang matang supaya tidak menimbulkan permasalahan sosial.
"Kami masih mengkomunikasikan hal itu lebih lanjut dengan pihak desa. Terutama untuk memfinalkan data penggarap beserta ukuran lahan garapannya," kata Astungkara.
Ia mengatakan pesan dari Paku Alam X, pembagian tali asih tidak asal yang besar yang menang rebutan. Pemkab saat inu belum tahu keluasan masing-masing warga penggarap tanah PAG.
Pembahasan sejauh ini sedikit mengerucut pada pemberian kompensasi berdasarkan keluasan lahan garapan masing-masing warga penggarap.
"Data belum final. Ada pedoman pembagian yang harus disepakati dan kita sedang komunikasikan lagi dengan desa," katanya.
Berita Lainnya
Penutupan Bandara Sam Ratulangi diperpanjang dampak erupsi Gunung Ruang, Sulut
Jumat, 19 April 2024 20:26 Wib
Efek abu Gunung Ruang, Sulut, erupsi, ribuan penumpang pesawat tunda berangkat
Jumat, 19 April 2024 15:38 Wib
AP I: Penumpang selama Posko Lebaran 2024 di YIA sebanyak 239.684 orang
Jumat, 19 April 2024 14:02 Wib
Penutupan Bandara Sam Ratulangi diperpanjang hingga hari ini dampak erupsi Gunung Ruang, Sulut
Jumat, 19 April 2024 9:40 Wib
Selundupkan narkoba, Bareskrim bekuk dua pegawai maskapai penerbangan swasta
Rabu, 17 April 2024 15:01 Wib
Stok Avtur di Bandara Soetta mencukupi saat arus balik Lebaran 2024
Sabtu, 13 April 2024 22:09 Wib
AP I catat pengguna jasa penerbangan di YIA mencapai 11.086 orang
Sabtu, 13 April 2024 16:54 Wib
Berefek positif, pengalihan FIR Kepri-Natuna
Sabtu, 13 April 2024 5:16 Wib