Gunung Kidul, (Antaranews Jogja) - Masyarakat Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembangkan Puncak Kosakora sebagai destinasi wisata baru guna mendongkrak perekonomian di wilayah itu.
Sekretaris Pokdarwis Puncak Kosakora, Joko di Gunung Kidul, Minggu, mengatakan pihaknya terus meningkatkan sarana prasarana kawasan Puncak Kosakora, seperti tempat sampah, dan petunjuk arah.
"Masyarakat mendapatkan pemasukan dari parkir dan uang retribusi yang masuk. Petugas dan warga pun seringkali bekerja bakti untuk melakukan perbaikan atau menambah spot terbaik. Alhamdulillah, selalu ada pengunjung ke sini sehingga perekonomian warga kami pun juga berangsur membaik," kata Joko.
Dia mengatakan satu yang selalu ditekankan petugas pada para pengunjung yakni jangan sampai meninggalkan sampah di sekitar lokasi. Hal ini karena tak sedikit dari pengunjung yang meninggalkan sampah di sekitar objek. Untuk itu, petugas mengedukasi agar pengunjung tidak meninggalkan sampah atau membuang sampah sembarangan.
Selain mengotori atau membuat pandangan terganggu, membuang sampah sembarangan juga membuat citra pengunjung jelek. Seolah tidak menghargai para petugas dan masyarakat yang bersusah payah menjaga keasrian tempat tersebut.
"Kami terus mengedukasi wisatawan agar tidak membuang sampah sembarangan," katanya.
Joko mengatakan Bukit Kosakora merupakan perpaduan antara naik gunung dan menikmati pantai untuk menuju ke objek, pengunjung harus berjalan sekitar 20 menit atau kurang lebih dengan jarak 2 kilometer. Tak perlu khawatir tersesat atau bosan saat berada di jalan yang membelah atara areal ladang petani dengan pegunungan itu.
Pengunjung bisa masuk di kawasan TPR utama Pantai Baron kemudian mengikuti jalan ke arah Pantai Drini. Saat hendak masuk ke kawasan Pantai Drini, di tengah perjalanan akan ditemukan areal parkir dan petunjuk arah untuk menuju ke Puncak Kosakora.
"Kami sedang mengupayakan agar pengunjung semakin meningkat," katanya.
Dia mengatakan saat berkunjung ke objek wisata ini disarankan pagi atau sore hari, agar para pengunjung mendapatkan moment yang tak terlupakan.
"Pagi bisa melihat matahari terbit, sore bisa melihat matahari tenggelam," katanya.
Berita Lainnya
Kemenparekraf edukasi kemampuan berbicara pelaku wisata
Kamis, 25 April 2024 6:46 Wib
UGGCP dijadikan destinasi wisata kelas dunia tarik turis
Kamis, 25 April 2024 6:20 Wib
Konser musikal "Memeluk Mimpi-Mimpi", ruang terbuka berpikir
Kamis, 25 April 2024 6:14 Wib
Ajang " JDM Funday 2024" gaet wisatawan
Kamis, 25 April 2024 6:08 Wib
Wisatawan Museum Batik Pekalongan, Jateng, dilatih cara membatik
Rabu, 24 April 2024 19:51 Wib
RI usung pendekatan budaya lokal terkait tata kelola air di WWF
Rabu, 24 April 2024 15:57 Wib