6.000 hektare lahan di Bantul belum bisa ditanami

id Pertanian

6.000 hektare lahan di Bantul belum bisa ditanami

Pertanian di musim kemarau (Foto Jogja.antaranews.com)

Bantul (Antaranews Jogja) - Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memperkirakan lahan pertanian seluas 6.000 hektare di daerah ini belum bisa ditanami padi.
     
Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul, Pulung Haryadi di Bantul, Senin, mengatakan, hujan yang belum turun hingga pertengahan Oktober ini mengakibatkan lahan belum bisa ditanami padi atau mundur dari jadwal biasanya.
     
"Oktober ini kan MT (musim tanam) satu, dan harusnya di awal Oktober turun hujan, akan tetapi sampai hari ini belum bisa tanam, karena belum hujan. Nah kira kira yang (tanam) mundur itu sekitar 6000an hektare," katanya.
     
Menurut dia, belum turunnya hujan atau masih mengalami kemarau itu membuat ketersediaan air irigasi tidak tersedia, sehingga itu yang menyebabkan lahan terurama di lahan tadah hujan tidak bisa ditanami tanaman pertanian.
     
"Lahan yang 6.000 hektare itu harusnya MT satu mulai Oktober ini, tetapi mundur dan kalau nanti sampai akhir Oktober juga tidak tanam (karena belum hujan), berarti musim tanam MT satu mundur satu bulan," katanya.
     
Pulung mengatakan, ribuan hektare lahan yang hingga kini belum bisa ditanami tersebut merupakan lahan padi, itu sesuai pengalaman tahun sebelumnya yang pada MT pertama Oktober ditanami tanaman pangan pokok itu.
     
"(Tanaman) Padi semua, namun kalau yang setengah teknis dan teknis masih bisa tanam seperti biasa, tidak apa apa, jadi walaupun volume airnya itu kecil, tapi (air irigasi) masih mampu untuk tanam," katanya.
     
Ia mengatakan, dampak yang terjadi karena mundurnya waktu tanam padi itu, maka otomatis akan memengaruhi produksi panen pada 2018, sebab hasil panen juga mengalami kemunduran dari yang seharusnya bisa akhir tahun.
   
"Kalau memengaruhi luas tanam tidak, tapi mengurangi produksi dalam satu tahun, produksinya jadi mundur, harusnya Desember produksi, tapi ini (produksi) di bulan Januari, jadi mundur satu bulan kalau sampai akhir Oktober hujan," katanya.