Ribuan santri Yogyakarta upacara peringatan Hari Santri

id Hari santri

Ribuan santri Yogyakarta upacara peringatan Hari Santri

Ribuan santri di Daerah Istimewa Yogyakarta mengikuti upacara memperingati Hari Santri Nasional 2018 di Lapangan Panahan, Yogyakarta, Senin. (Foto Antara/Luqman Hakim)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Ribuan santri di Daerah Istimewa Yogyakarta mengikuti upacara memperingati Hari Santri Nasional 2018 di Lapangan Panahan, Yogyakarta, Senin.
     
Upacara yang dihadiri sekitar 5.000 santri dari berbagai pondok pesantren serta lembaga pendidikan Islam di DIY itu dipimpin oleh Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X.
         
"Ini saat yang baik untuk meneguhkan kembali peran santri agar menjadi damailah kita semua. Indonesia tetap memposisikan santri pada posisi yang strategis," kata Paku Alam.
         
Hari Santri Nasional saat ini, kata Paku Alam, merupakan momentum untuk kembali mempertegas peran santri sebagai pionir perdamaian yang berorientasi pada spirit moderasi Islam di Indonesia.
     
 "Dengan karakter kalangan pesantren yang moderat, toleran, dan komitmen cinta tanah air diharapkan para santri semakin vokal menyuarakan dan meneladankan hidup damai serta menekan lahirnya konflik di tengah-tengah keragaman masyarakat," kata dia.
           
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) DIY Lutfi Hamid berharap Hari Santri Nasional ke depan bukan hanya menjadi milik institusi pemerintahan, melainkan tumbuh dari semangat masyarakat yang menyadari peran santri dan masyarakat untuk menebarkan kedamaian.
           
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Yogyakarta Muhammad Yazid Affandi berharap dengan peringatan hari santri, akan terus memunculkan rasa percaya diri para santri untuk berkiprah lebih luas. Bukan hanya pada ranah keagamaan, namun juga dipastikan bernai ikut terlibat dalam proses berbangsa dan bernegara.  "Ini akan semakin memberikan kekuatan moral bagi para santri untuk berperan lebih," kata Yazid.
     
 Upacara Hari Santri Nasional 2018 yang mengusung tema "Bersama Santri Damailah Negeri" itu juga diwarnai dengan penampilan drama kolosal yang mengisahkan perjuangan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hasyim Asy'ari, barongsai, serta paduan suara Ya Lal Wathan. Acara itu selanjutnya ditutup dengan mujahadah yang dipimpin Pengasuh Ponpes Al Munawwir Krapyak, KH Najib Abdul Qadir.