BMKG: suhu udara di Yogyakarta mulai menurun

id BMKG,bmkg,suhu udara

BMKG: suhu udara di Yogyakarta mulai menurun

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, dok (Foto ANTARA)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Yogyakarta menyebutkan mulai adanya penurunan suhu udara seiring adanya pergerakan semu posisi matahari ke arah selatan Yogyakarta.

 "Kalau hari-hari sebelumnya terasa panas bisa sampai 33 derajat celcius sekarang sudah agak menurun antara 30-31 derajat celcius," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Mlati, Agus Sudaryatno di Yogyakarta, Selasa.

Menurut Agus, peningkatan suhu udara di Yogyakarta wajar terjadi setiap bulan Oktober, di mana posisi matahari tepat di atas wilayah Jawa. Puncaknya pada Sabtu (13/10) yang disebut dengan kulminasi utama matahari yang menyebabkan fenomena hari tanpa bayangan.

"Titik peningkatan suhu udara terjadi pada Sabtu kemarin pada saat kulminasi yang suhu udaranya hingga 33-35 derajat celcius," kata dia.

Ia mengatakan saat ini pergerakan semu matahari telah berangsur bergeser ke arah selatan hingga memasuki musim hujan pada November. "Sehingga meski posisi matahari masih dekat dengan Yogyakarta, suhu udara yang dirasakan masyarakat Yogyakarta tidak sepanas hari-hari sebelumnya," kata dia.

Meksi demikian, Agus  mengimbau masyarakat Yogyakarta tetap mewaspadai potensi cuaca ekstrem menjelang pancaroba di daerah itu. "Cuaca ekstrem yang memicu angin kencang serta hujan lebat tetap perlu diantisipasi saat pancaroba," kata dia.

Agus mengatakan awal musim hujan tidak mengalami kemunduran atau tetap diperkirakan terjadi pada November. Pada dasarian (10 hari) pertama November, musim hujan terjadi paling awal di Sleman bagian utara, dilanjutkan Sleman bagian barat, Kulon Progo bagian utara dan Kulon Progo bagian barat. Sedangkan paling akhir terjadi pada dasarian ketiga November yang meliputi Gunung Kidul bagian Selatan, dan Bantul bagian Timur.