Yogyakarta gencar "berburu" dana pusat untuk dukung pembangunan pariwisata

id rumah susun

Yogyakarta gencar "berburu" dana pusat untuk dukung pembangunan pariwisata

ilustrasi rumah susun (foto Antara)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kota Yogyakarta gencar “berburu” dana dari pusat, seperti dana alokasi khusus untuk mendukung rencana pembangunan di wilayah tersebut, di antaranya pembangunan bidang permukiman, perekonomian, pariwisata dan lingkungan.
   
“Potensi alokasi dana dari pusat cukup besar. Ada yang sudah disetujui dan ada yang sedang kami usulkan melalui berbagai proposal,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Jumat.
   
Sejumlah usulan untuk pengalokasian dana dari pusat yang sudah disetujui di antaranya revitalisasi Pasar Prawirotaman menjadi bangunan empat lantai dengan dukungan dana sekitar Rp75 miliar yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2018. 
   
Pekerjaan rehabilitasi pasar tradisional yang berada di Jalan Parangtritis tersebut masuk dalam kegiatan di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang diharapkan sudah bisa dilaksanakan pada 2019.
   
Saat ini, lanjut dia, Pemerintah Kota Yogyakarta juga tengah berupaya menggencarkan upaya untuk percepatan pembangunan Taman Pintar ke dua yang rencananya dibangun di Jalan Tegalturi.
   
“Dengan adanya dana dari pusat tersebut, harapannya tidak akan mempengaruhi APBD Kota Yogyakarta. Anggaran dari daerah bisa dialokasikan untuk kebutuhan yang lain,” kata Heroe.
   
Selain itu, lanjut dia, salah satu proyek pembangunan yang sedang diusulkan ke pemerintah pusat adalah pembangunan rumah susun yang rencananya dibangun di Kecamatan Tegalrejo.
   
“Jika biasanya rumah susun memiliki kamar yang sempit berukuran 21 meter persegi, maka rumah susun yang akan dibangun di Tegalrejo memiliki luas yang cukup yaitu berukuran 36 meter persegi per unitnya,” katanya.
   
Lahan yang akan dijadikan sebagai lokasi pembangunan rumah susun adalah lahan milik Pemerintah Kota Yogyakarta dan berstatus sebagai lahan pekarangan serta tidak berada di bantaran sungai.
   
Menurut Heroe, pilihan pembangunan rumah susun disebabkan luas lahan di Kota Yogyakarta yang semakin terbatas sehingga pemenuhan kebutuhan permukiman dilakukan dengan membangun rumah vertikal.
   
Rumah vertikal atau rumah susun juga dinilai lebih memudahkan pemerintah dalam upaya penataan lingkungan karena tidak menambah beban ke lingkungan permukiman di sekitarnya. 
   
“Untuk skemanya, bisa dalam bentuk rumah susun sewa atau rumah susun milik. Akan dikaji lebih lanjut,” kata Heroe yang berharap alokasi anggaran untuk rumah susun tersebut dapat direalisaikan tahun depan.
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024