Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Gerakan Pemuda (GP) Ansor bersama sejumlah tokoh lintas agama dari berbagai dunia mencetuskan Seruan Nusantara yang mengajak masyarakat internasional untuk bersungguh-sungguh mewujudkan perdamaian global.
"Seruan Nusantara itu juga mengajak masyarakat internasional mewujudkan tata dunia yang sungguh-sungguh adil dan harmonis yang ditegakkan di atas dasar penghormatan terhadap kesetaraan hak dan martabat bagi setiap manusia," kata Sekjen GP Ansor Abdul Rochman di Yogyakarta, Sabtu (27/10).
Seruan Nusantara dicetuskan di Yogyakarta, Jumat (26/10) malam, yang merupakan muara dari 2nd Global Unity Forum (GUF) yang digelar Pimpinan Pusat GP Ansor. Acara itu digelar di Hotel Marriot selama dua hari, Kamis (25/10) hingga Jumat (26/10).
"Seruan Nusantara itu juga meminta berbagai pihak tak memanfaatkan agama sebagai senjata politik. Seruan Nusantara mengajak semua pihak untuk bergabung bersama membangun konsensus global dalam mencegah dijadikannya Islam sebagai senjata politik baik oleh muslim maupun non-muslim dan memupus maraknya kebencian komunal," kata Abdul Rochman.
Ia mengatakan pengukuhan Seruan Nusantara itu lantaran ada sebagian kecil kelompok yang ingin mengubah konsensus negara Indonsia yaitu Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Bhinneka Tunggal Ika, dan UUD 1945.
"Kami ingin agama Islam sebagai agama rahmah, agama yang menyebarkan cinta dan kasih sayang universial. Bukan menjadikan Islam marah, kasar, dan menyakiti orang lain. Ansor mengajak masyarakat Indonesia untuk berani bersuara tentang konsensus kebangsaan dan Islam yang ramah, yaitu yang rahmatan lil alamin," katanya.
Seruan Nusantara dibuat dalam empat bahasa, yaitu Indonesia, Jawa, Arab, dan Ingggris. Seruan Nusantara juga dibacakan Abdul Rochman di hadapan ribuan santri pada acara inagurasi penutupan Kirab Satu Negeri di Ponpes Pandanaran, Sleman, Jumat (26/10) malam.
Sementara itu, Founder and Chairman Wasatia Movement, Jerusalem, Mohammed Dajjani mengemukakan partai politik dan organisasi di negaranya, Palestina, tidak menyebarkan kasih sayang dan kedamaian.
"Banyak dari mereka yang justru menyebarkan kebencian, permusuhan, dan tidak mencari solusi jalan keluar atas permasalahan yang ada," kata Mohammed Dajjani.
Perwakilan dari Irak, Zainab al-Suwaij mengatakan negaranya hancur lantaran agama dijadikan alat politik. "Di negara saya (Irak) perang tak berkesudahan. Orang dibunuh, negara hancur, mereka mengatasnamakan agama untuk membunuh sesama manusia," kata Executive Director American Islamic Congress itu.
Kedua tokoh agama dari Irak dan Palestina itu sepakat dengan Indonesia untuk menyikapi perbedaan. Mereka mengaku banyak belajar dari Indonesia yang bisa mengayomi segala perbedaan agama, suku, dan ras.
Acara 2nd Global Unity Forum itu dihadiri perwakilan negara-negara yang mengalami konflik agama seperti Irak, Afghanistan, Palestina, dan Suriah. Indonesia diharapkan menjadi inspirasi dunia dalam menjaga pluralisme dan toleransi.
Berita Lainnya
Gerakan Sorban Biru menangkan Prabowo-Gibran pilpres satu putaran
Sabtu, 10 Februari 2024 15:55 Wib
Berlangsung damai, Kongres XVI GP Ansor di KM Kelud
Sabtu, 3 Februari 2024 10:10 Wib
Kongres GP Ansor unik, kata Presiden, karena di atas kapal berlayar
Jumat, 2 Februari 2024 11:40 Wib
Ketum Ansor sebut Prabowo-Subianto, angka 2, dan kekuatan AL biru
Jumat, 2 Februari 2024 11:35 Wib
Jokowi: Ansor diminta kawal keberlanjutan pembangunan
Jumat, 2 Februari 2024 11:32 Wib
Presiden Jokowi membuka Kongres XVI GP Ansor di Terminal Kapal Pelni Tanjung Priok
Jumat, 2 Februari 2024 11:30 Wib
Jokowi bakal hadiri Kongres XVI GP Ansor di KM Kelud
Rabu, 31 Januari 2024 10:23 Wib
NU layani seluruh warga, ungkap Menag
Senin, 16 Oktober 2023 6:19 Wib