Menhan: tak mau mengakui Pancasila pindah saja ke negara lain

id Menhan

Menhan: tak mau mengakui Pancasila pindah saja ke negara lain

Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu seusai menyampaikan kuliah umum dengan tema "Bela Negara, NKRI Harga Mati, dan Tolak Radikalisme" di Auditorium Universitas Pembangunan Nasional (UPN) "Veteran", Yogyakarta, Selasa. (Foto Antara/Luqman Hakim)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menegaskan bagi warga negara Indonesia yang tidak sepakat dan mengakui  Pancasila sebagai ideologi negara bisa berpindah domisili ke negara lain.
       
"Kalau tidak mau pancasila ye ke negara lain, khan gitu aja," kata Ryamizard seusai menyampaikan kuliah umum dengan tema "Bela Negara, NKRI Harga Mati, dan Tolak Radikalisme" di Auditorium Universitas Pembangunan Nasional (UPN) "Veteran", Yogyakarta, Selasa.
         
Menurut dia, meski organisasi terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) tidak lagi dianggap sebagai ancaman karena telah dibubarkan, namun ia mengingatkan seluruh organisasi serta warga negara Indonesia mau menghargai dan mengimplementasikan ideologi Pancasila.
         
"Ini khan negara Pancasila, jadi hargailah Pancasila. Kalau mau berdomisili (di Indonesia) ya Pancasila," kata Ryamizard.
           
Mantan Kepala Staf TNI AD ini mengakui bahwa salah satu ancaman bangsa saat ini di antaranya adalah ideologi transnasional yang berupaya mengganti ideologi Pancasila, selain radikalisme, dan terorisme.
             
Untuk menghadapi itu, ia berharap generasi muda harus memiliki semangat bela negara dan rasa cinta tanah air sejak dini. 
           
Ryamizard juga berharap generasi muda memiliki akar karakter kebangsaan. Dengan karakter kebangsaan yang kuat, beragam ancaman yang berupaya merong-rong kesatuan NKRI tidak akan memiliki arti apa-apa.
         
"Perlu kalian ingat bahwa satu-satunya yang tidak bisa dibeli di muka bumi ini adalah karakter. Karakter akan menjadi kemudi hidup yang menentukan arah yang benar dalam bahtera kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara," kata dia.