Jakarta (Antaranews Jogja) - Pada Selasa sore pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah sebesar 46 poin menjadi Rp15.251 dibandingkan posisi sebelumnya Rp15.205 perdolar AS.
"Mata uang negara berkembang, termasuk rupiah masih cenderung dibayangi tekanan terhadap dolar AS. Sentimen yang beredar di global saat ini kurang menguntungkan bagi 'emerging market'," ujar Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong di Jakarta, Selasa.
Saat ini, lanjut dia, pelaku pasar sedang mencermati dampak dari sikap Amerika Serikat yang akan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran. Departemen Luar Negeri AS mulai memberitahu negara-negara di seluruh dunia bahwa untuk tidak membeli minyak dari Iran.
"Pelaku pasar kembali dibayangi kekhawatiran dampak ekonomi dari sikap AS itu," katanya.
Ia menambahkan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed pada akhir tahun ini juga masih membebani mata uang negara berkembang seiring indeks pengeluaran konsumsi pribadi di AS yang tercatat naik.
Sementara sentimen dari dalam negeri, menurut Lukman Leong, relatif cukup kondusif. Dengan demikian, faktor utama depresiasi rupiah lebih disebabkan eksternal.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini (30/10), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp15.237 dibanding sebelumnya (29/10) di posisi Rp15.218 per dolar AS.
Berita Lainnya
Dampak konflik geopolitik, BI perlu pertahankan bunga
Rabu, 24 April 2024 5:56 Wib
KPK menemukan LHKPN dua pejabat beraset kripto miliaran rupiah
Rabu, 24 April 2024 5:25 Wib
Pelemahan rupiah di Indonesia lebih baik ketimbang negara lain
Selasa, 23 April 2024 0:55 Wib
Beban UMKM Indonesia naik, efek konflik geopolitik
Minggu, 21 April 2024 7:21 Wib
Fundamental ekonomi Indonesia kokoh tahan pelemahan rupiah
Jumat, 19 April 2024 6:10 Wib
Realisasi layanan penukaran rupiah mencapai Rp75 triliun
Kamis, 28 Maret 2024 15:41 Wib
Harganya belasan juta rupiah, Xiaomi 14 dilego di Indonesia
Rabu, 27 Maret 2024 14:39 Wib
Tiga klub Liga 1 didenda jutaan rupiah
Selasa, 12 Maret 2024 19:12 Wib