Gunung Kidul bentuk satgas penanggulangan penyakit menular

id Penyakit menular

Gunung Kidul bentuk  satgas penanggulangan penyakit menular

Ilustrasi nyamuk penyebab demam berdarah (Foto antaranews.com)

Gunung Kidul  (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, bekerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertahanan Kementerian Pertahanan membentuk satuan tugas "One Health" menanggulangi penyakit menular yang disebabkan hewan.
     
Bupati Gunung Kidul Badingah di Gunung Kidul, Kamis, mengatakan bahwa penyakit yang ditularkan melalui hewan harus dapat ditindaklanjuti secara serius, mengingat Bumi Handayani sebagai pusat peternakan hewan di DIY. 
     
"Di Gunung Kidul banyak peternakan sapi, dan kambing. Beberapa kejadian para peternak sakit panas, dan hanya dianggap flu saja tetapi setelah diperiksakan ternyata mengidap penyakit menular yang ditularkan dari hewan ternak," katanya.
   
Untuk itu, Pemkab Gunung Kidul membentuk satgas bernama One Health. Satgas tersebut untuk menanggulangi penyakit menular dari hewan tidak hanya penyakit hewan ternak seperti flu burung, antrak, tetapi juga leptospirosis.
     
"Kami berupaya menekan angka kasus penyebaran penyakit melalui hewan," katanya.
     
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunung Kidul Dewi Irawati menjelaskan perlu antisipasi dari penyebaran penyakit menular dari hewan terutama di daerah-daerah wisata di Gunung Kidul. Sejauh ini, hasil penelitian di kawasan objek wisata ditemukan tikus di pantai Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus.
     
"Tikusnya mengandung bakteri atau kuman yang berbahaya bagi masyarakat. Penelitian tikus-tikus di pantai Timang tikusnya mengandung bakteri atau kuman yang berbahaya bagi masyarakat," katanya.
     
Dia mengatakan Dinkes Gunung Kidul sudah mengimbau puskesmas di seluruh Gunung Kidul dapat mendeteksi dari dini. Yang terpenting adalah cepat ketahuan dan cepat ditangani.
     
"Kami mengimbau masyarakat  menggalakkan budaya hidup bersih dan sehat, karena penularan lewat luka. Untuk nelayan atau petani harus menggunakan alat perlindungan diri (APD), itu cara untuk mencegahnya," katanya.