Data FDR kotak hitam Lion Air JT 610 bisa diunduh dalam satu hari

id lion air

Data FDR kotak hitam Lion Air JT 610 bisa diunduh dalam satu hari

Bagian dari kotak hitam pesawat Lion Air JT 610 (Foto Antara)

Karawang (Antaranews Jogja) - Dara di Flight Data Recorder (FDR) yang merupakan bagian dari kotak hitam Lion Air JT 610 bisa diunduh dalam waktu satu hari jika peralatannya lengkap dan kondisi mendukung, ungkap Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)

"Kalau peralatannya lengkap dan situasi mendukung ya kami bisa satu hari. Itu mengunduh datanya ya, bukan menganalisa," tutur investigator penerbangan KNKT Andreas Ricardo Hananto saat ditemui di kapal Baruna Jaya I di perairan Karawang, Kamis.

Ia berharap pengambilan data dari FDR pesawat Lion Air JT 610 ini bisa dilakukan lebih cepat jika dibandingkan dengan proses serupa pada FDR pesawat Air Asia empat tahun silam yang memakan waktu hingga tiga minggu.

Tim penyelam gabungan TNI AL berhasil menemukan bagian kotak hitam yaitu FDR yang merekam data penerbangan seperti kecepatan, ketinggian, maupun pembacaan perangkat avionik pesawat lainnya.

 Begitu ditemukan dan diangkat ke permukaan, perangkat FDR yang berwarna jingga itu langsung dimasukkan ke dalam kotak plastik transparan yang berisi air tawar.

  "Harus direndam air tawar supaya tidak korosi (berkarat). Sudah diperiksa kondisinya juga masih bagus, cuma terpisah dengan CVR (Cockpit Voice Recorder). Mungkin karena kerasnya benturan dengan air saat jatuh jadi terpisah," katanya menerangkan.

Sementara untuk (CVR) yang merekam aktivitas komunikasi pilot dan co-pilot hingga kini masih dalam pencarian tim penyelam yang berjumlah sekitar 40 orang.

 Baik FDR dan CVR memiliki fitur pemancar sinyal yang ditangkap oleh perangkat pencari dalam bentuk bunyi ping.

Pemancar ini, kata Andreas melanjutkan, dapat bertahan memancarkan bunyi hingga 30 hari sejak pertama kali aktif.

"Makanya ini harus dicari sebelum 30 hari,  kalau sampai lewat ya sinyalnya mati dan kemungkinan untuk ditemukan sangat sulit," pungkas Andreas.

Sementara untuk analisis penyebab kecelakaan, Andreas mengatakan bahwa sesuai standar internasional hasil penyelidikan baru bisa dipublikasikan ke umum paling cepat satu tahun.

 "Sebelum pengumuman resmi itu ada pendahuluan hasil penyelidikan terlebih dulu, mungkin tiga atau empat bulan. Tapi melihat kasus Sukhoi dulu, itu rekor, karena hanya dalam waktu delapan bulan sudah dipublikasikan resmi," katanya menambahkan.

 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024