Syachrul Anto sang penyelam pencari pesawat Lion Air JT 610 meninggal saat bertugas

id lion

Syachrul Anto sang penyelam pencari pesawat Lion Air JT 610 meninggal saat bertugas

Petugas mengangkat kotak yang di dalamnya berisi "black box" pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung, Karawang, Jawa Barat. (Foto Basarnas) (.) (./)

Jakarta (Antaranews Jogja) - Syachrul Anto, seorang penyelam yang menjadi pengevakuasi pesawat Lion Air JT 610 meninggal saat bertugas di Perairan Karawang, Jawa Barat, Jumat (2/11).

Komandan Satuan Tugas SAR Kolonel Laut Isswarto, Sabtu, di Jakarta mengatakan penyebabnya kemarian Syachrul karena dekompresi.

"Almarhum menyelam lebih lama dari seharusnya. Sesuai jadwal para penyelam naik jam 16.00 WIB, tetapi dia naik 30 menit lebih lama," kata dia.

Jenazah saat ini sudah diserahkan kepada keluarga di Surabaya.

Penyakit dekompresi adalah penyakit yang dapat mempengaruhi penyelam atau orang lain (seperti penambang) yang berada dalam situasi yang melibatkan tekanan cepat penurunan suhu tubuh.

Decompression Sickness disebabkan oleh meningkatnya gelembung nitrogen dalam tubuh. Ketika bernapas, sekitar 79 dari udara adalah nitrogen. Ketika turun di air, tekanan di sekitar tubuh meningkat, menyebabkan nitrogen untuk diserap ke dalam jaringan tubuh. 

Sementara itu, Humas Basarnas, Yusuf Latief membenarkan kabar kematian Syachrul, meski demikian dia belum bisa memastikan penyebab kematian penyelam sipil tersebut.

"Nanti akan ada informasi yang lebih valid mengenai hal ini mohon ditunggu saja," kata dia.

Berdasarkan informasi yang diterima oleh sejumlah media, Syachrul dibawa ke Rumah Sakid Umum Daerah Koja Jakarta Utara pada pukul 22.10 WIB dengan kondisi tidak sadar, tidak ada respons, tidak ada denyut nadi, dan nafas.

Pada pukul 22.30 WIB, Syachrul yang bertempat tinggal di Komplek DPR Jalan Garuda 1 Cakung ini baru dinyatakan meninggal oleh dokter jaga IGD. 

Dokter pun menyarankan untuk melakukan proses otopsi ke RSCM tetap keluarga dan Basarnas menolak karena hendak langsung dibawa ke rumah duka di Surabaya, Jawa Timur.

 

 

Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024