Penyelam Syachrul Anto pencari Lion Air JT 610 dimakamkan di Surabaya

id lion

Penyelam Syachrul Anto pencari Lion Air JT 610 dimakamkan di Surabaya

Petugas Basarnas menunjukkan identitas salah seorang korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 saat evakuasi ke kapal KN SAR Jakarta Basudewa di perairan Karawang, Jawa Barat, Selasa (30/10/2018). Proses pencarian masih terus dilakukan setelah pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di perairan Laut Utara Karawang, Jawa Barat. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso) (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/)

Surabaya (Antaranews Jogja) - Relawan penyelam Basarnas asal Makassar, Syachrul Anto (48), yang meninggal dunia saat membantu pencarian korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 di perairan Karawang, Jawa Barat, Jumat (2/11) dimakamkan di Surabaya, Sabtu.

Syachrul yang meninggal diduga karena mengalami dekompresi dimakamkan di daerah Bendul Merisi Utara, Kecamatan Wonocolo, Surabaya dekat dengan rumah orang tuanya.

"Saya dikabari tim Basarnas Jumat (2/11) malam bahwa suami saya meninggal dunia dan Sabtu pagi langsung dibawa ke Surabaya," kata istri Syachrul, Liyan Kurniawati (39) yang ditemui di rumah duka di Surabaya, Sabtu

Sambil terisak, Liyan mengatakan tidak tahu detail penyebab suaminya meninggal dunia. Namun pada Jumat suaminya berpamitan akan menyelam pada dua waktu, pagi dan sore.

"Terakhir kontak pagi. Dia bilang katanya dalam sehari akan menyelam dua kali pada pagi sama sore. Dia hanya `say hello`," ujarnya.

Syachrul yang meninggalkan satu istri dan satu anak yakni Jihan Valensia bukanlah tim dari Basarnas namun hanya relawan penyelam yang selalu membantu saat ada kejadian besar.

"Suami saya bukan tim, suami saya relawan yang kebetulan mempunyai lisensi menyelam dan selalu menawarkan diri kalau ada musibah yang dia bisa bantu seperti relawan tetap. Waktu kejadian Air Asia dulu dia ikut evakuasi. Di Palu juga ikut bantu," katanya.

Syachrul sehari-seharinya wiraswasta di Makassar. Meski sibuk dengan usaha bidang jasa, Syachrul selalu menyempatkan diri untuk ikut membantu saat ada kejadian.

Liyan menceritakan sebelum ikut dalam tim pencarian korban, dia dan suaminya berada di Yogyakarta untuk menyelesaikan urusan setelah sempat bersilaturahim dengan keluarganya di Surabaya.

"Dalam pencarian ini suami saya menggantikan temannya yang berhalangan. Dia memang tidak pernah bilang enggak, apalagi musibah besar dia tidak mungkin menolak," katanya.

Dari Yogyakarta Syachrul berangkat ke Jakarta untuk bertemu sesama relawan asal Makassar. Waktu itu dia tidak membawa peralatan lengkap dan harus meminjam karena alatnya berada di Makassar.

"Memang bapak sudah lama tidak menyelam. Tapi sejak kejadian Air Asia pada tahun 2014 selalu ikut jika ada kejadian," ujarnya.

Syachrul Anto meninggal saat bertugas di Perairan Karawang, Jawa Barat, Jumat (2/11) karena penyakit yang dapat mempengaruhi penyelam atau orang lain (seperti penambang) yang berada dalam situasi yang melibatkan tekanan cepat penurunan suhu tubuh atau dekompresi.

 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024