Jakarta (Antaranews Jogja) – Para peneliti dari Northwestern University di Amerika Serikat menemukan bahwa peradangan—yang dipercepat oleh pola makan—menganggu jam tubuh, berpotensi menyebabkan gangguan tidur.
Para peneliti menentukan bahwa baik peradangan maupun jam tubuh dipengaruhi oleh faktor genetik yang sama, yang disebut NF-kappa beta (NFKB). Dengan memicu serangkaian reaksi berantai di dalam tubuh, NFKB menyebabkan rasa sakit dan kerusakan jaringan yang terkait dengan penyakit radang, seperti radang sendi, misalnya. Menurut para peneliti, NFKB juga memengaruhi jam tubuh, menurut laporan bustle, Jumat (2/11)
Kesimpulan mereka? Peradangan (yang mungkin disebabkan oleh asupan pola makan berlemak tinggi) dapat menyebabkan gangguan ritme sirkadian, sejenis gangguan tidur yang melibatkan pola tidur terganggu yang tidak sinkron dengan waktu bangun / tidur yang khas.
Para peneliti juga mengemukakan bahwa ritme sirkadian yang terganggu dapat menghubungkan diet dan penyakit, dalam kasus penyakit seperti diabetes, kanker tertentu, dan penyakit jantung yang sering dikaitkan dengan diet inflamasi.
"Kami tidak tahu alasannya, tetapi interaksi antara peradangan dan jam ini tidak hanya relevan untuk memahami bagaimana peradangan mempengaruhi otak dan siklus tidur-bangun tetapi juga bagaimana sel-sel kekebalan atau lemak bekerja," kata Hee-Kyung Hong, satu penulis penelitian dan lektor endokrinologi di Northwestern University.
Jadi, apa yang dianggap sebagai makanan yang menyebabkan peradangan? Menurut Harvard Health, makanan yang dapat menyebabkan peradangan termasuk karbohidrat olahan (seperti roti putih), makanan manis, bahan memasak seperti margarin dan lemak babi, dan daging merah dan olahan. Makanan anti-inflamasi, sementara itu, termasuk ikan berlemak, kacang, tomat, minyak zaitun, dan sayuran berdaun hijau. Blueberry, apel, stroberi, dan beberapa buah lain juga dapat memerangi peradangan.
Menurut Gurdian, ada makan yang mendukung tidur Anda menjadi nyaman, antara lain makanan kaya kalium seperti pisang dapat membantu mengendurkan otot, sementara kalkun, ayam, lentil, tahu, tuna, telur, dan ya, bahkan keju mengandung tryptophan dan vitamin B6 yang tinggi, dapat meningkatkan produksi hormon tidur melatonin. Mengonsumsi serat—dari biji-bijian, kacang-kacangan, buah beri, lentil, dan sumber-sumber lain - juga dapat menghasilkan kualitas tidur yang lebih baik.
Berita Lainnya
Presiden Jokowi siapkan program unggulan Prabowo-Gibran
Kamis, 25 April 2024 12:42 Wib
Gibran evaluasi program makan siang-susu gratis
Rabu, 24 April 2024 19:14 Wib
Jokowi makan bakso-sapa warga Gorontalo
Senin, 22 April 2024 6:56 Wib
Bapanas-Program B2SA ciptakan generasi sehat Indonesia
Jumat, 19 April 2024 6:16 Wib
Hindari daging-gorengan usai Lebaran 2024
Senin, 15 April 2024 5:24 Wib
Dinkes minta waspadai potensi masalah kesehatan berkaitan dengan pola makan
Sabtu, 13 April 2024 16:08 Wib
Wisatawan Ancol berkesempatan beri makan rusa di Ecopark
Sabtu, 13 April 2024 5:30 Wib
Masyarakat harus seimbangkan makan opor dengan serat, saran ahli gizi
Kamis, 11 April 2024 9:41 Wib