Dewan: Bantul harus tangkap peluang pembangunan bandara NYIA

id DPRD Bantul

Dewan: Bantul harus tangkap peluang pembangunan bandara NYIA

Kantor DPRD Bantul, DIY (Foto Antara/Sidik)

Bantul (Antaranews Jogja) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengharapkan pemerintah setempat bisa menangkap peluang dari rencana pembangunan New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA) di wilayah Kabupaten Kulon Progo. 
     
Anggota Komisi B DPRD Bantul Setiya di Bantul, Senin, mengatakan, pembangunan New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA) di Kulon Progo tentu akan membawa efek ungkitan ekonomi untuk daerah sekitarnya, termasuk Bantul yang berbatasan dengan Kulon Progo. 
     
"Sehubungan dengan hal itu saya berharap Pemda Bantul bisa lebih proaktif menangkap peluang, jangan sampai Bantul hanya menjadi penonton nantinya. Pemda dan segenap stakeholder perlu lebih proaktif menangkap peluang," katanya.
     
Setiya yang juga anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Bantul ini mengatakan, salah satunya adalah rencana pendirian asrama haji untuk embarkasi haji yang akan dibuka di bandara internasional tersebut.
     
"Saya mendengar ada rencana itu pembangunan asrama haji. Dan seingat saya, dulu ide itu pernah dicetuskan Pak Sigit Sapto Raharjo (Penjabat Bupati Bantul)," katanya. 
     
Menurut dia, keberadaan asrama haji, meski hanya akan dipakai setahun sekali pada musim haji, namun akan membawa pengaruh positif bagi penumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
     
"Gedungnya juga bisa dioptimalkan untuk kegiatan positif di luar musim haji, misalnya untuk pendidikan dan pelatihan, kemudian manasik haji terpadu, sehingga pemanfaatannya bisa sepanjang tahun. Dengan demikian akan membawa banyak efek domino," katanya.
     
Oleh sebab itu, menurut dia, jangan sampai Bantul kehilangan peluang tersebut, karena ada daerah lain yang lebih proaktif, misal dengan menunjukkan minat, menyiapkan lahan dan dukungan lain yang diperlukan.
     
Namun demikian, di sisi lain, pihaknya prihatin dengan posisi Bantul yang di bawah, yang kalau musim hujan kena luapan air dari kota dan Sleman hingga banjir, selain itu mendapat kiriman sampah dari aliran sungai, sementara saat kemarau mengalami kesulitan air.
     
Kemudian, lanjut dia, dalam konteks pariwisata, meski kunjungan wisatawan ke Bantul tinggi, tetapi mereka banyak menginapnya di Kota Yogyakarta dan Sleman, ke wilayah Bantul hanya untuk foto-foto, sementara belanja dan nginap di kota. 
     
"Untuk itu, kami benar-benar berharap Bantul punya tim lobi yang handal untuk menangkap peluang, baik dari provinsi maupun pusat agar bisa melakukan akselerasi pembangunan menuju Bantul yang sehat cerdas dan sejahtera," katanya.