Kulon Progo (Antaranews Jogja) - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menguasai ekonomi digital dan revolusi industri.
"UKM dituntut menggunakan teknologi digital dalam mengelola bisnis, agar bisa menjangkau pasar yang lebih luas," kata Deputi Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM RI, Suparno di Kulon Progo, DIY, Selasa.
Untuk itu, menurut Suparno, UMKM agar bisa memberikan fokus kepada kualitas sumber daya manusia (SDM). Sehingga, pelaku UMKM bisa menciptakan inovasi baru dan memenuhi permintaan pasar yang sangat cepat, dengan tepat.
"Pelaku UMKM Kulon Progo harus konsisten menunjukkan kinerjanya dalam membangun aktivitas ekonomi, sehingga mampu menggerakan perekonomian daerah," katanya.
Ia mengakui UKM merupakan pelaku bisnis yang dominan di Indonesia dan menyerap tenaga kerja yang sangat besar. "UKM merupakan ujung tombak ekonomi Indonesia di tingkat bawah," katanya.
Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan usaha yang ada di setiap desa dan koperasi harus mampu bekerja sama. Mengingat omzet yang dihasilkan setiap bulan sangat besar. Dengan pengelolaan yang baik, ia mengajak seluruh pihak, agar sama-sama berupaya agar uang tetap dapat berputar di Kulon Progo, bukan ke luar Kulon Progo.
"Produk asli Kulon Progo harus kita promosikan melalui belabeliku.com dan Tomira. Kita tidak benci produk asing namun kita cinta kemandirian,” ungkapnya.
Sementara itu, Executive Vice President of International Council for Small Business (ICSB) Indonesia, Jacky Mussry mengatakan dari segi SDM, para penggerak UKM cenderung merekrut orang-orang yang memiliki pengetahuan baik.
Namun, dari pengalamannya berkeliling Indonesia dan bertemu dengan ribuan UKM, sedikitnya ada tiga aspek yang ia soroti, sebagai aspek harus diperhatikan oleh para penggerak UKM di seluruh Indonesia, agar dapat berkinerja lebih baik lagi. Yaitu aspek kewirausahaan, kreativitas, produktivitas.
"Dari sisi kewirausahaan, banyak UKM sudah beroperasi, namun mereka belum tahu apakah apa yang mereka jalani itu sudah benar bila dilihat dari nilai-nilai kewirausahaan. Mereka belum berani dan belum mengetahui cara untuk menjadi lebih besar lagi," katanya
Ia juga mengakui banyak UKM yang kreatif. Hanya saja banyak yang mengartikan kreatif itu hanya berhenti pada ide saja, padahal kalau mau fokus, bisnis kuncinya ada di eksekusi.
"Kalau kreatif tapi eksekusinya buruk ya gagal," katanya.
Menurut Jacky, membenahi semuanya memang tidak mudah dan tidak bisa disederhanakan. Namun setidaknya ada benang merah yang bisa ditarik dan bisa ia bagikan, agar UKM bisa memiliki kinerja lebih baik.
"UKM tidak memiliki pencatatan keuangan yang patut. Padahal kalau mereka mau belajar, kementerian terkait sudah menyediakan aplikasi yang membantu mereka dalam menghitung keuangan bisnis," katanya.
Berita Lainnya
Sleman menggelar Penghargaan Nata Sembada bagi UMKM
Rabu, 17 April 2024 15:02 Wib
UMKM kopi Indonesia promosi tembus pasar AS
Rabu, 17 April 2024 5:59 Wib
Kandung nilai kemanusiaan, terapi herbal di Bali
Sabtu, 13 April 2024 4:44 Wib
Gibran: Tempat makan diminta tempel harga normal selama libur Lebaran
Minggu, 7 April 2024 4:54 Wib
Lima UMKM Indonesia promosikan kopi ke Belanda
Sabtu, 6 April 2024 17:37 Wib
Sandiaga Uno: Digitalisasi perluas pemasaran UMKM ekraf Indonesia
Jumat, 5 April 2024 17:49 Wib
Aceh Ramadhan Festival 2024 gaet wisatawan, ungkap Sandiaga
Selasa, 2 April 2024 4:58 Wib
Tarif listrik April-Juni 2024 tak naik
Minggu, 31 Maret 2024 20:37 Wib