Akan ada "Indonesia Center" di Konservatorium China

id Musik

Akan ada "Indonesia Center" di Konservatorium China

Atase Pendidikan KBRI Beijing Yaya Sutarya (berdiri kanan) meninjau kelas gamelan di kampus Central Conservatory of Music (CCoM) Beijing. Mahasiswa Jurusan Musik Dunia CCoM mendapatkan mata kuliah gamelan Jawa dan Sunda selama satu semester. (M. Irfan Ilmie) (.)

Beijing (Antaranews Jogja) - Pihak Central Conservatory of Music (CCoM) menyetujui rencana pembangunan "Indonesia Center" di lingkungan kampus perguruan tinggi musik terbesar di China itu.

"Kami sudah mendapat lampu hijau dari mereka," kata Atase Pendidikan Kedutaan Besar RI di Beijing, Yaya Sutarya, Sabtu.

Ketua Jurusan Musik Dunia CCoM Prof Anping saat bertemu Atdik mengaku telah menyiapkan tempat untuk pembangunan "Indonesia Center" khusus di bidang musik itu.

"Di sini tempat ada. Silakan kalau mau mendirikan 'Indonesia Center'," ujarnya di ruang kerjanya di kampus CCoM di kawasan Fuxingmen, Beijing, Jumat (9/11).

Sebelumnya Atase Pendidikan KBRI Beijing juga telah mendirikan "Indonesia Center" untuk bidang Budaya dan Bahasa Indonesia di kampus Beijing of Foreign Studies University (BFSU).

"Nah, di sini yang cocok memang untuk 'Indonesia Center' musik-musik tradisional kita," kata Yaya di CCoM.

Yaya sempat meninjau para mahasiswa CCoM yang mempelajari musik Gamelan Jawa dan Sunda. Mata kuliah tersebut diajari langsung oleh Risnandar SSn MSn yang juga dosen Jurusan Karawitan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.

Sebanyak 45 mahasiswa Jurusan Musik Dunia CCoM yang merupakan warga negara China mendapatkan mata kuliah Gamelan Jawa dan Sunda selama satu semester.

Prof Anping menuturkan bahwa seperangkat gamelan telah dibelinya dari Indonesia pada 2007. "Tujuh tahun kemudian baru kami mengadakan mata kuliah gamelan," ujarnya didampingi Chen Zao Li, pengajar muda CCoM.

Selanjutnya dia berkeinginan para mahasiswanya di jurusan Musik Dunia itu mendapatkan mata kuliah Gamelan Bali.

Selain gamelan Jawa dan gamelan Sunda, CCoM juga telah memiliki angklung. "Tapi untuk musim dingin ini kami belum berani keluarkan karena suaranya fals dan mudah pecah," kata Risnandar mengenai alat tradisional Sunda yang terbuat dari bambu itu.

Di CCoM juga terdapat tiga mahasiswa asal Indonesia, dua di antaranya mendalami alat musik piano dan pembuatan biola, sedangkan satunya lagi sedang menempuh pendidikan program master musik.