Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Meski jumlah peternakan babi di Kota Yogyakarta tidak terlalu banyak, namun Dinas Pertanian dan Pangan setempat tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap lalu lintas ternak guna mengantisipasi penyebaran penyakit zoonosis.
“Apalagi saat ini sudah masuk awal musim hujan. Potensi penyebaran penyakit zoonosis diperkirakan akan mengalami peningkatan sehingga perlu peningkatan kewaspadaan juga, salah satunya lalu lintas ternak,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto di Yogyakarta, Minggu.
Salah satu wabah penyakit ternak yang saat ini merebak adalah “African Swine Fever” yang menyerang babi. Penyakit tersebut merebak dengan cukup cepat di Cina dan dikhawatirkan menyebar ke wilayah sekitarnya.
“Di Kota Yogyakarta, masih ada peternak babi yang berlokasi di Sudagaran,” katanya yang menyebut babi di Kota Yogyakarta biasanya didatangkan dari Salatiga dan langsung diterima peternak.
Oleh karena itu, lanjut dia, kesadaran peternak untuk menjaga kondisi kandang dan kebersihan makanan yang dimakan agar tetap bersih menjadi hal penting untuk mencegah penularan penyakit yang disebabkan virus itu.
“Kami pun rutin mengirim tim ke tempat-tempat yang dimungkinkan memicu munculnya penyakit dengan pemantauan dan disinfektan. Kebersihan kandang dan kualitas makanan harus diperhatikan,” katanya.
Jika peternak menemukan hewan ternaknya menunjukkan gejala terserang penyakit apapun, maka diminta untuk segera membawa ternaknya ke poliklinik hewan agar bisa ditangani lebih cepat.
Selain virus yang menyerang babi, Dinas Pertanian dan Pangan Yogyakarta juga tetap melakukan antisipasi terhadap potensi penularan flu burung meskipun sejak tahun lalu tidak ditemukan kasus penyakit tersebut di Yogyakarta baik yang menyerang unggas maupun penularannya ke manusia.
Salah satu titik rawan yang berpotensi dapat menularkan virus H5N1 secara cepat adalah di pasar dan peternakan unggas, termasuk saat transportasi unggas masuk atau keluar wilayah Kota Yogyakarta.
Ia pun mengingatkan peternak yang mendapati unggasnya sakit atau terlihat lesu, maka segera melapor ke petugas atau dibawa ke poliklinik hewan. “Biasanya, peternak menganggap unggas mereka bisa sembuh sendiri. Akan lebih baik jika melakukan antisipasi sejak awal,” katanya.
Berita Lainnya
Sekda DIY menekankan pentingnya kolaborasi cegah penyakit zoonosis
Rabu, 25 Oktober 2023 21:53 Wib
Stakeholders harus waspadai Virus Nipah
Selasa, 26 September 2023 9:29 Wib
Dinas Kesehatan Gunungkidul memeriksa penularan antraks di Semuluh Lor
Kamis, 20 Juli 2023 16:55 Wib
Dinkes DIY: Antraks tak menular antarmanusia
Kamis, 6 Juli 2023 23:01 Wib
Indonesia tawarkan Universitas Hokkaido tangani zoonosis
Jumat, 23 Juni 2023 6:53 Wib
KBRI Tokyo-Hokkaido University tawarkan pemetaan zoonosis
Rabu, 21 Juni 2023 6:06 Wib
Yogyakarta menyiapkan aturan larangan konsumsi daging anjing
Sabtu, 21 September 2019 9:27 Wib
Perbedaan cacar monyet dengan cacar air
Selasa, 14 Mei 2019 23:59 Wib