Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban mendorong penyelesaian kasus dugaan permekosaan yang menimpa mahasisiswi Universitas Gadjah Mada saat kuliah kerja nyata (KKN) di Maluku secara hukum.
"Kami mendorong agar persoalan semacam ini diselesaikan secara hukum supaya menjadi pembelajaran dan juga menjaga muruah Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai perguruan tinggi," kata Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Hasto Atmojo di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM, Senin.
Hasto mengatakan bahwa kasus dugaan pemerkosaan yang menimpa salah satu mahasiswi UGM tersebut bukan perkara delik aduan. Dengan demikian, kepolisian tidak perlu menunggu laporan untuk menindak kasus pidana tersebut.
"Karena bukan delik aduan tidak harus lapor. Bisa juga dengan pengaduan. Aduan bisa dilakukan fakultas," katanya setelah melakukan pertemuan dengan pihak Dekanat Fisipol UGM.
Ia mengetahui bahwa selama ini pihak rektorat maupun fakultas UGM telah membentuk tim investigasi yang selanjutnya membuat rekomendasi untuk dijalankan dalam penyelesaian kasus itu.
Meski demikian, upaya tersebut dianggap Hasto belum cukup karena hanya mencakup ranah etis internal kampus.
Menurut Hasto, dengan menyelesaikan kasus itu secara hukum, masyarakat akan memberikan penilaian positif bagi UGM karena dianggap konsisten dan serius menyelesaikan kasus itu.
"Kalau ini sudah ke jalur hokum, orang melihat UGM konsisten. Meskipun penyelesaian secara etis dianggap sudah baik (oleh internal UGM), imej di luar seolah-olah UGM menutupi persoalan," kata dia.
Sementara itu, Dekan Fisipol UGM Erwan Agus Purwanto mengatakan bahwa pihaknya sepakat dengan dorongan LPSK.
Dengan menempuh jalur hukum, menurut Erwan, akan membuat kasus yang menimpa salah satu mahasiswanya diselesaikan secara gamblang.
Namun, untuk menuju ke jalur hukum, pihaknya masih perlu memperhatikan kondisi piskologis korban.
"Oleh karena itu, kami saat ini masih terus mendampingi penyintas. Kalau kondisi psikologis penyintas sudah siap, tentu ini akan dibawa ke ranah hukum," kata Erwan.
(T.L007) 12-11-2018 14:33:20
Berita Lainnya
Anak di Indonesia perlu diedukasi seksual di era digital
Minggu, 21 April 2024 18:35 Wib
Rektor UNU Gorontalo: Saya tak melakukan kekerasan seksual
Minggu, 21 April 2024 10:54 Wib
Buntut kekerasan seksual, Ketua DPD PSI Jakarta Barat mengundurkan diri
Rabu, 27 Maret 2024 15:53 Wib
Waspada, hubungan seks di luar nikah di Indonesia melonjak
Rabu, 13 Maret 2024 7:24 Wib
401.975 kasus kekerasan perempuan terjadi di Indonesia
Jumat, 8 Maret 2024 6:49 Wib
Dicecar 32 pertanyaan, rektor nonaktif Universitas Pancasila pelaku pelecehan seksual
Selasa, 5 Maret 2024 14:47 Wib
Rektor nonaktif UP pelaku pelecehan seksual hari ini hadiri panggilan polisi
Selasa, 5 Maret 2024 9:35 Wib
Rektor nonaktif Universias Pancasila bantah lakukan pelecehan seksual
Kamis, 29 Februari 2024 12:49 Wib