Kulon Progo, (Antaranews Jogja) - Jumlah penyu yang mendarat di sepanjang kawasan Pantai Trisik, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta selama 2018 mengalami peningkatan signifikan dengan ditandai ditemukannya 17 sarang atau sedikitanya 1.700 butir telur.
Ketua Kelompok Konservasi Penyu Abadi Pantai Trisik Jaka Samudro di Kulon Progo, Rabu, mengatakan jumlah tersebut meningkat ketimbang 2017 yang hanya sekitar 800 telur.
"Hal itu jadi dampak positif dari bergesernya tambak-tambak udang di kawasan pantai ke utara pasca diterjan gelombang tinggi beberapa waktu lalu," kata Jaka.
Ia mengatakan saat ini lokasi Konservasi Penyu Abadi Pantai Trisik banyak dikunjungi wisatawan saat akhir pekan. Pengelola berusaha meningkatkan pelayanan informasi soal penyu kepada wisatawan, supaya mereka berkunjung kembali.
"Kami mendapat berbagai pelatihan soal penyu hingga kemampuan memberikan informasi kepada wisatawan. Kami terus berbenah supaya Konservasi Penyu Abadi Pantai Trisik selalu ramai dikunjungi wisatawan," katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Yogyakarta Untung Suripto mengatakan upaya konservasi itu memerlukan kesadaran dan kepedulian semua pihak. Semua harus terlibat, tidak hanya para pemerhati lingkungan dan satwa namun juga eksekutif, kalangan usaha, dan juga masyarakat umum.
"Adanya kegiatan wisata edukasi di Trisik diharapkan akan semakin meluaskan pengetahuan tentang perilaku penyu dan pentingnya upaya pelestariannya. Hal ini tentunya juga akan berdampak pada perekonomian masyarakat setempat," katanya.
Kawasan Pantai Trisik kerap menjadi lokasi pendaratan penyu lekang dan penyu hijau untuk bertelur. Satwa tersebut bertelur di pasir pantai namun telurnya kerap dijarah predator maupun manusia. Upaya penyelamatan penyu di Pantai Trisik saat ini dilakukan oleh Kelompok Konservasi Penyu Abadi Trisik yang menangkarkan telur temuan masyarakat lalu tukiknya dilepasliarkan.
"Penyu kerap bertelur di pantai pada malam hari, empat hari sebelum dan sesudah bulan purnama. Satwa itu cukup sensitif terhadap cahaya dan suara bising sehingga bisa gagal bersarang dan kembali ke laut apabila terlalu banyak aktivitas manusia di sekitar pantai tujuan penyu bertelur," katanya.
Untung mengatakan perlu adanya edukasi dan pemahaman masyarakat terhadap perilaku penyu ini, diharapkan upaya konservasi itu bisa terus berjalan. BKSDA juga mengharapkan campur tangan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo untuk memberi perhatian lebih pada upaya konservasi satwa dilindungi itu.
"Tambak udang atau kegiatan penambangan di sekitar pantai, itu sangat berdampak terhadap penyu. Kami berharap ada kesadaran semua pihak untuk mematuhi aturan," harapnya. ***1***
Berita Lainnya
Rektor UGM melepas tukik di Pantai Trianggulasi dukung pelestarian penyu
Minggu, 30 Juli 2023 0:20 Wib
Masyarakat pengawas Kulon Progo mencatat tiga titik tempat penyu bertelur
Rabu, 28 September 2022 15:22 Wib
BBKSDA melepasliarkan 20 ekor Penyu Lekang
Rabu, 1 Juni 2022 22:53 Wib
Asmara Abigail inisiasi kampanye peduli konservasi penyu di Bali
Senin, 24 Januari 2022 10:43 Wib
Polda DIY menetapkan tujuh tersangka penangkapan penyu lekang
Kamis, 22 April 2021 13:52 Wib
Lokasi konservasi penyu di Trisik Kulon Progo direlokasi
Senin, 10 Agustus 2020 10:27 Wib
Seekor penyu mati terdampar di Pantai Karangwuni
Kamis, 22 Agustus 2019 20:51 Wib
SMN 2019- 30 peserta SMN Riau lepas tukik di Pantai Pelangi Bantul
Sabtu, 17 Agustus 2019 23:08 Wib