Gunung Kidul diminta awasi proyek infrastruktur

id Pasar playen

Gunung Kidul diminta awasi proyek infrastruktur

Pemkab Gunung Kidul, berkomitmen mempertahakan pasar tradisional dari gempuran pasar modern. Salah satu upayanya, pemkab melakukan rehabilitasi Pasar Playen. (Foto ANTARA/Mamiek)

Gunung Kidul  (Antaranews Jogja) - Komisi C DPRD Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta pemerintah setempat mengawasi sejumlah proyek pembangunan infrastruktur supaya selesai tepat waktu dan tidak dikerjakan asal-asalan.
     
Ketua Komisi C DPRD Gunung Kidul Purwanto di Gunung Kidul, Rabu, mengatakan Komisi C DPRD Gunung Kidul meninjau perkembangan pembangunan Pasar Legundi di Desa Girimulyo, Panggang, dan pembangunan pasar percontohan satu atap di wilayah Desa Ngawu, Kecamatan Playen.
     
"Keduanya kami awasi pembangunannya karena menghabiskan anggaran miliar rupiah. Jangan sampai dikerjakan asal-asalan," katanya.
     
Dia mengatakan hasil Sidak di pasar Playen, karena enindaklanjuti serah terima pembangunan tahap pertama dari pihak rekanan kepada dinas terkait. Dengan konsep satu atap tahap pertama senilai Rp2,5 miliar tersebut bermasalah.
     
Pertama, bagian atap saluran air jebol disejumlah titik. Kedua, kusen kerangka baja juga melengkung karena diduga tidak kuat menahan beban.
     
"Ini menjadi cacatan penting, harus segera dibenahi. Jangan sampai nanti muncul masalah dikemudian hari," katanya.
     
Menurut dia, pembangunan Pasar Legundi,  bangunan fisik pasar sudah dalam progres yang baik. Namun demikian, pihaknya meminta kepada rekanan untuk memperhatikan kualitas karena saat proses akhir akan menentukan hasil seluruh pembangunan.
     
"Intiya harus diperhatikan kualitas pembanguann dan jangan hanya mengejar proyek selesai. Ini juga berlaku kepada rekanan lain yang mengerjakan program dari pemerintah," katanya.
     
Anggota Komisi C DPRD Gunung Kidul Anton Supriyadi menambahkan temuan di lapangan seperti di Pasar Playen harus segera ditindaklanjuti. Sebab di awal musim hujan sudah banyak yang rusak meski baru diselesaikan.
     
""Kami merekomendasikan sejumlah catatan penting mengenai Pasar Playen kepada dinas terkait. Baru awal musim penghujan sudah begini, padahal belum difungsikan,” kata Anton.
     
Sementara untuk Pasar Legundi, pertama menyangkut progres pembangunan, dari sisi perkembangan sudah mencapai 50 persen dan diklaim telah sesuai dengan perencanaan. Kendati demikian, sambung Anton, ada yang perlu menjadi catatan terkait dengan jadwal. Seharusnya memasuki November proses harus sudah di atas 60 persen, tapi di dalam perencanaan perkembangan hanya sekitar 48 persen.
     
Catatan kedua menyangkut kualitas pengerjaan, terkait pemasangan keramik untuk lapak pedagang belum sepenuhnya baik karena ada titik yang dikerjakan tidak dengan rapi. Hal ini belum termasuk yang lain karena masing banyak item yang belum terpasang.
     
"Jangan sampai hanya mengejar jadi sehingga kualitas dikesampingkan," ucapnya.
     
Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Gunung Kidul Suryanto tidak menampik proses pembangunan Pasar Legundi mengalami keterlambatan. Tetapi proses penyelesaian terus dilakukan oleh rekanan. Prosesnya rekanan telah menambah tenaga kerja untuk menyelesaikan pembangunan yang bersumber dari tugas pembantuan dari Pemerintah Pusat senilai Rp6 miliar.
   
 "Yang mengerjakan ada 170 orang. Kami berharap proses dapat menunjukan perkembangan positif sehingga program dapat selesai tepat waktu," katanya.
     
Kepala Bidang Pasar, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Gunung Kidul Ari Setiawan menambahkan Pasar Playen sudah diserahterimakan pembangunan tahap pertama. Pihaknya pun siap melakukan perbaikan seperti temuan DPRD Gunung Kidul. Apalagi tenggang waktu sampai enam bulan usai serah terima masih menjadi tenggung jawab rekanan.
   
 "Tapi ini tadi pada saat sidak memang ada temuan dan kami siap menindaklanjuti," katanya.